ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

YAA ALLAH DENGAN PERTOLONGANMU KAMI MEMOHON
BERILAH KAMI KEKUATAN LAHIR DAN BATHIN UNTUK MAMPU MERAIH RIDLAMU..

Jumat, 05 Agustus 2011

Sayang sesepuh NU dusta


Pembajakan kitab tidak hanya
dilkukan oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah di Lebanon terhadap kitab Sirajut Thalibin karya Syekh Ihsan Jampes. Belakangan diungkap beberapa manipulasi dalam kitab terbitan Timur Tengah yang beredar di Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang KH Aziz Masyhuri mengungkapkan, dalam kitab Al-Adzkar terbitan Saudi Arabia, salah satu bagian penting yang menjelaskan tentang ajaran tentang berdoa dengan perantara atau tawashul sengaja dihapus, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Wahabi. Padahal kitab yang dikaji di berbagai pesantren itu ditulis oleh ulama Sunni yang menganjurkan tawashul.
Saat berkunjung ke redaksi NU Online pertengahan bulan lalu, mantan ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ini menuturkan, dirinya telah lama menemukan manipulasi itu, bahkan sejak awal awal tahun 2000.
Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut.
Menurut Kiai Aziz, pihaknya sempat mengirumkan surat protes kepada pihak penerbit Saudi Arabia atas sepengatahuan Dr KH Agil Al Munawwar, menteri Agama saat itu, tetapi surat protes itu tidak pernah ditanggapi oleh mereka.
Ia menduga masih banyak kitab yang sisinya sudah diacak-acak seperti itu. Karenanya ia meminta PBNU dan kalangan pesantren untuk kritis terhadap keaslian kitab yang dikaji.
”Kita perlu terus mentashih kembali kitab-kitab yang akan dikaji di pesantren, agar tidak menyebabkan kepincangan dan kesesatan,” katanya
Sesepuh NU yang rajin menghimpun arsip NU ini juga berharap agar penyelidikan terhadap kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin sekaligus dijadikan momentum untuk mengkaji kitab yang ada, baik dari segi hak cipta maupun dari segi matan atau isinya agar bila terjadi penyimpangan bisa segera di luruskan.
“Ini salah satu bentuk menjaga nilai-nilai Aswaja yang saat ini memang sedang banyak menghadapi tantangan baik dari kelompok liberal yang marak di kalangan muslim Timur Tengah, maupun rongrangan dari kelompok fundamentalis Islam sebagaimana dilakukan terhadap kitab Al-Adzkar tersebut,” katanya.

Komentarku ( Mahrus ali )
Anda menyatakan  dalam artikel itu :
Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang KH Aziz Masyhuri mengungkapkan, dalam kitab Al-Adzkar terbitan Saudi Arabia, salah satu bagian penting yang menjelaskan tentang ajaran tentang berdoa dengan perantara atau tawashul sengaja dihapus, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Wahabi. Padahal kitab yang dikaji di berbagai pesantren itu ditulis oleh ulama Sunni yang menganjurkan tawashul.
Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah tidak salah pernyataan anda , coba di cek lagi , bila benar baik. Tapi bila keliru ,maka anda menyampaikan sesuatu yang sifatnya merugikan anda sendiri sebagai sesepuh NU . Di samping menyesatkan umat . Betapa besar dampak perbuatan anda ini. Tiada  jeleknya bila  di koreksi lagi , apakah anda tidak salah menyampaikan hal itu kepada masarakat .
Setahu  saya , di kitab adzkar yang asli tidak menyebutkan masalah tawassul dengan mayat apalagi menganjurkannya . Apalagi anda katakan di hapus karena  bertentangan dengan ajaran wahabi. Konyol sekali bila benar . Tapi bila keliru maka celaka orang yang berdusta untuk umat . Saya sudah cek di kitab saya  atau di internet , ternyata pembahasan Imam Nawawi tentang tawassul di kitab Imam Nawawi adzkar itu tidak ada . Dan yang di hapus bukan masalah itu , tapi ini :

حَذْفُ الْوَهَّابِيَّةِ قَوْلَ الْامَامِ الْنَّوَوِيِّ رَحِمَهُ الْلَّهُ فِي كِتَابِ الْأَذْكَارِ
فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ رَسُوْلِ الْلَّه صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَجَعَلُوْهُ
(
فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ مَسْجِدِ رَسُوْلِ الْلَّهُ صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
Penghapusan kaum  Wahhabi terhadap perkataan Imam Nawawi rahimahullah  dalam kitab  Adzkar

Fasal  dalam mengunjungi makam Rasulullah saw

dan mereka ( wahabi )  membuat

(Fasal  dalam berziarah  ke masjid  Rasulullah saw)

Komentarku ( Mahrus ali )

  Jadi itu  penggantian dari penerbit , lalu mengapa  wahhabi di salahkan.
Bukan masalah tawassul  sebagaimana anda katakan .Bila ingin tidak berdampak di akhirat anda harus merevisi perkataan anda di NU online   sebagaimana anda menyebarkan pernyataan itu  di NU online tsb. .
Jadi kitab aslinya  tertulis : Fasal tentang ziarah ke kuburan Rasulullah SAW, lalu di ganti dengan  Fasal tentang ziarah ke masjid Rasulullah SAW. Ini menurut penerbit lebih baik  . Karena ada hadis :

882‏- حَدِيْثُ  ‏أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  ‏، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ، قَالَ: لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ، وَمَسْجِدِ الأَقْصى
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 20 كِتَابُ فَضْلِ الصَّلاَةِ فِي مَسْجِدِ مَكَّةَ وَاْلمَدِيْنَةِ : 1 بَابُ فَضْلِ الصَّلاَةِ فِي مَسْجِدِ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةِ


882.Abu Hurairah ra menuturkan: “Nabi saw bersabda: “Janganlah berpergian dengan kendaraan menuju suatu tempat, kecuali menuju ketiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjidil Aqsa.” (Bukhari, 20, Kitab Fadhlush Shalat fii Masjidi Mekah wal Madinah, 1, bab keutamaan tempat di antara kubur dan mimbar Rasulullah saw).

Allu`lu` wal marjan 418/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : Misykatul  mashobih ,nomer hadis:  693.
Ibnu Taimiyah berkata :
وَهَذَا مَالِكٌ كَرِهَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُلُ : زُرْت قَبْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَعْظَمَهُ
Ini Imam Malik tidak suka seorang lelaki berkata : Aku berziarah ke kuburan Rasulullah SAW dan beliau menganggapnya besar . Majmu`  fatawa  17/1
Pada  hal Imam Malik adalah tokoh penghuni Medinah , saat itu , penduduk Medinah tidak berani mengatakan :  Saya berziarah ke kuburan nabi , tapi aku pergi ke masjid Nabi.
Dan masalah ini  pembahasannya panjang dan saya  cukupi sekian saja karena hilafnya tajam sekali .
Anda menyatakan lagi :

Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut
Komentarku ( Mahrus ali )
Coba saya  tunjukkan data aslinya sbb : 

Itulah halaman dlm kitab Shawi . Kalimat yang di warnai merah itu yang di ganti oleh penerbit . Bunyinya  sbb :
وَقِيْلَ هَذِهِ الْايَةُ نَزَلَتْ فِي الْخَوَارِجِ الَّذِيْنَ يُحَرِّفُوْنَ تَأْوِيْلَ الْكِتَابِ وَالْسُّنَّةِ وَيَسْتَحِلُّوْنَ بِذَ لِكَ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ وَامْوَالَهُم كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآنَ فِي نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِارْضِ الْحِجَازِيُقَالُ لَهُمْ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ انَّهُمْ عَلَى شَيْئٍ اَلاَ اِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الْشَّيْطَانُ فَاَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللهِ  اوْلَئِكَ حِزْبُ الْشَّيْطَانِ أَلاَ اِنَّ حِزْبَ الْشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ. نَسْأَلُ اللهَ  الْكَرِيْمَ اَنْ يَقْطَعَ دَابِرَهُمْ.
Artinya: Dalam satu keterangan dikatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kaum Khawarij yang menyimpangkan ta’wil  Al Qur’an dan Sunnah dan dengan itu mereka menghalalkan darah dan harta orang-orang muslimin sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang . Orang-orang seperti mereka pada masa ini yaitu sekte bernama Wahhabiyah di tanah Hijaz (Saudi Arabia). Mereka mengira bahwa mereka berada dalam kebaikan. Ketahuilah sungguh mereka itu adalah para pendusta yang telah digoda Syetan lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (Al Mujadalah:19). Kita memohon kepada Allah yang mulia semoga Dia menghancurkan kekuatan mereka .  (Lihat Tafsir Ash Shawi terbitan Isa Al Baby Al Halaby Mesir pada Juz 3 halaman 307-308)
Komentar seperti itu di gunakan oleh Syekh Ahmad Ash Shawi Al Maliki dalam kitab tafsirnya  Asshawi  untuk  mentafsiri ayat sbb :
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (فاطر:8)
Artinya: “Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena Kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat” (Fathir:8)
Mana yang di ganti , lihat gambar sbb :


Gambar di atas adalah halaman yang katanya  sudah di robah , ternyata masih ada , hanya kalimat ini yang di hapus :
كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآنَ فِي نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِارْضِ الْحِجَازِيُقَالُ لَهُمْ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ انَّهُمْ عَلَى شَيْئٍ اَلاَ اِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ
Orang-orang seperti mereka pada masa ini yaitu sekte bernama Wahhabiyah di tanah Hijaz (Saudi Arabia).. Mereka mengira bahwa mereka berada dalam kebaikan. Ketahuilah sungguh mereka itu adalah para pendusta.
Saya melihat banyak  kitab – kitab tafsir seperti tafsir Ibnu Katsir , Nasafi , Fathul qadir , Jalalain , al Muyassar , namun saya tidak menjumpai para ahli tafsir yang mentafsiri ayat ke 8 Fathir itu untuk kaum wahabi  sebagaimana yang di lakukan  oleh Ahmad  Asshawi . Apalagi dia mengatakan bahwa  ayat itu  di turunkan  untuk orang – orang Khawarij . Sekarang kalau mau ngawur dalam mentafsiri ayat  memang begitulah  liku – liku jalannya . Tapi bila kita mau jujur dalam mentafsiri ayat maka kita akan meminta padanya mana dalilnya bahwa ayat tsb di turunkan untuk orang Khawarij . Harus ada  dalil , karena Rasulullah SAW  sebagai figur yang menjelaskan ayat – ayat al quran sebagaimana ayat :
ِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,[1]

Bagaimana akal kita bisa menerima , Khowarij itu baru tumbuh ketika  khilafah Ali bin Abu Thalib , lalu  ayat ini di turunkan ketika Rasulullah SAW masih hidup , dan Ali bin Abu Thalib masih belum menjadi Khalifah , lalu di katakan  ayat Fathir 8 itu di turunkan untuk kaum Khowarij . Inilah kekeliruan yang harus di buang tapi malah di dukung . Sungguh keblinger orang yang mendukungnya dan beruntunglah orang yang  menggunakan akalnya.
Lalu pengarang itu menyamakan khowarij dengan wahabi yang mendirikan negara Islam Saudi arabia . Apakah kita yang mendukung negara Jahiliyah ini di katakan ahlis sunnah yang masuk surga  , sedang wahabi Saudi yang mendirikan negara Islam , memeraktekkan hukum Kisas di negaranya di katakan Khowarij yang akan masuk Neraka . Sungguh kita ini merasa di bodohi , tapi kita malah mendukung kekeliruan itu .
Anda sesepuh NU menyatakan lagi :
Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut
Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah membuang penyebutan Wahabi sebagai Khawarij yang keliru  itu  di katakan memenggal  isi pokok kitab tsb , sungguh pembaca ini keblinger bila  tidak menyalahkan pendapat  tsb . Jadi isi pokok  tafsir Asshawi itu menyebut wahabi sebagai khowarij , lalu saya katakan lagi thariqat Khalwati yang di anut oleh pengarang tafsir ini tidak di golongkan thariqat ahli bid`ah .? Yang jelas , thareqat Kholwatiyah itu juga banyak kesesatannya  

Dalam http://www.sd-sunnah.com/vb/showthread.php  terdapat keterangan sbb :

Ada keterangan lagi sbb :

السَمَانِيّةُ طَرِيْقَةٌ اشْتَهَرَتْ فِي الْسُّوْدَانِ بِالْدَّعْوَةِ الَى عِبَادَةِ الْقُبُوْرِ وَ الْغُلُوِّ فِي الْصَّالِحِيْنَ وَ اشْتَهَرَتْ بِكِتَابَةِ اْلاَحْجِبَةِ( رُقْيَةٌ  عِبَارَةٌ عَنْ طَلَاسِمَ مَخْلُوْطَةٍ بِالْقُرْآَن تُكْتَبُ فِي رُقْعَةٍ و تُعَلَّقُ عَلَى الْرَّقَبَةِ  اَوِ الْعَضُدِ) الشَّيْطَانِيْة  و الَّذِي لَا يَعْرِفُهُ الْكَثِيرِونَ مِنَّا اَنَّ هَذِهِ الاَحْجِبَةَ  عِبَارَةٌ عَنْ نَوْعٍ مِنْ انْوَاعِ الْسِّحْرِ وَ الِاسْتِعَانَةِ بِالْجِنِّ وَ هَذِهِ الْطَّرِيْقَةُ وَرَثَتْ هَذَا الْسِّحْرَ كَابِرْ عَنْ كَابِر فَهَذَا هُوَ شَيْخُ الْطَّرِيْقَةِ الْخَلْوتِيَّةِ  يُبَيِّنُ و يَتَكَلَّمُ عَنْ سَنَدِه فِي عُلُوْم الْسِّحْرِ وَ الْكَهَانَة ِ
Thariqat  Asamanah dikenal di Sudan sebagai  thariqat yang  menyerukan untuk menyembah kuburan dan hiperbola ( berlebihan ) dlm mengagungkan orang – orang saleh , populer juga tentang menulis jimat ( Bacaan  jimat  campuran dengan  Quran ditulis dalam kertas dan digantungkan  pada leher atau lengan atas) ia jahat sekali , dan banyak dari kita tidak tahu bahwa jimat ini adalah jenis sihir dan minta bantuan pada  jin dan Tarekat ini  ini mewarisi sihir  ini dari leluhurnya . Ini   Syekh  tarekat kholwatiyah  menunjukkan dan berbicara tentang rantai sanad dalam ilmu sihir dan meramal


يَقُوْل أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَالِكِي الصَّاوِى فِى حَاشِيَتِهِ شَرْحِ الْخَرِيْدَةِ الْبَهِيَّة ص 149 (( ..... سَيِّدِي مُحَمَّدٍ الْخَلْوَتِي .... أَخَذَ عَنِ الْشَّيْخِ دِمِرْدَاش فَأَحَبَّهُ و قَرَّبَهُ و شَغَّلَهُ بِالْطَّرِيْقِ وَ أَخْلَاهُ ( اى اَدْخَلَهُ الْخَلْوَةَ )) مِرَارًا ، وَ ظَهَرَتْ نَجَابَتُهُ وَجَدَّ وَ اجْتَهَدَ وَ اشْتَهَرَ وَ تَلَقَّى عَنْهُ عِلْمَ الاَوْفَاقِ وَ الْحَرْفَ و َالزيّرَجَّة و الْرَّمَل فَأَتْقَن ذَلِكَ .....))
Kata Ahmad bin Mohammed Al-sawi al-Maliki di Hasyiyah Syarah al Khoridah al bahiyah  h. 149 ((..... .... Sidi Mohamed  Al kholwati  mengambil tarikat ( berguru ) dariSyaikh  Dmrdash lalu beliau cinta padanya dan dekat dengannya  lalu di beri tugas untuk mengikuti tariqat , lalu  di masukkan ke dalam kholwah ( kamar kosong )  (yaitu, dia memasukkan sendiri)) berulang-ulang, dan tampaklah kecerdasannya , kesungguhannya  dan bekerja keras dan telah mashur , lalu di ajari al aufaq ( ilmu rajah – rajah / jimat ) , ilmu huruf  dan  Zergh,  romal , lalu pandai dan mampu....))
Komentarku ( Mahrus ali )
اَمَّا الزيرَجَةُ - طُرُقٌ مُعَقَّدَةٌ مُعَيَّنَةٌ تُسْتَخْدَمُ لِمَعْرِفَةِ اَجْوِبَةِ الْمَسْائِلِ - وَ الْرَّمَلُ- الْخَطُّ فِى الْرَّمَلِ خُطُوْطاً مُعَيَّنَةً لِمَعْرِفَةِ بَعْض الْمَغِيبَاتِ - فَهِىَ مِنَ الْطُرُقِ الْمَعْرُوْفَةِ عِنْدَ الْكَهَنَةِ لِمَعْرِفَةِ الْغَيْبِ وَ هِىَ مِنَ الْطُّرُقِ الْمُحَرَّمَةِ الَّتِى لَمْ يَجْعَلْهَا الْلَّهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى طَرِيْقَةً مِنْ طُرُقِ مَعْرِفَةِ الْغَيْب .


Zerojah adalah metode kompleks tertentu yang digunakan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan -  Sedang Romal adalah garis - garis di  pasir tertentu untuk melihat beberapa gaib  yang tak terlihat Ia adalah salah satu metode yang populer dikalangan  para dukun untuk mengetahui gaib . Ia  termasuk  jalan terlarang yang Allah tidak membuatnya  sebagai  jalan pengetahuan tentang yang gaib.

Komentarku ( Mahrus ali )
Seorang mukmin bagaimanakah bisa menebak masa depan orang , apakah tidak mungkin dia yang di tebak menjadi orang yang terhina disisi manusia  tapi derajatnya  hebat di mata Allah . Atau mungkin  juga dia yang di tebak nanti menjadi pejabat yang menjadi idola rakyat , ternyata preman di mata Allah karena korupsinya  masih tersembunyi dan belum terungkap di media massa. Menebak masa depan siapapun baik mukmin maupun kafir  tidak di benarkan  sebagaimana ayat :
قُلْ لاَ أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلاَ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ(50)

 Artinya "Katakanlah : Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) Aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. Al-An'am:50]
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.




و لِمَن لَا يَعْلَمُ فَإِنَّ أَحْمَدَ الصَّاوِى كَانَ شَيْخاً لِلْطَّرِيقَةِ الْخَلْوَتِيَّةِ وَ لَا يَخْفَى عَلَيْنَا ايْضاً انَّنَا اثَبَتْناَ اَنَّ اْلاَوْفَاقَ وَ عِلْمَ الْحَرْفَ مِنَ الْسِّحْرِ فَهَذَا جَمَع بَيْنَهُمْ الِاثْنَيْن سِحْرٌ و َكَهَانَة
Dan untuk orang-orang yang tidak tahu , sesungguhnya Ahmed El sawi adalah syaikh Thareqat al kholwatiyah , kita tidak ragu lagi , kita  juga membuktikan bahwa kita sadar Al aufaq, Ilmu huruf  termasuk  sihir dan  dan  dia mampu mengumpulkan  dua perkara antara sihir dan perdukunan .

وَ عِنْدَنَا اْلاَنَ مِنْ فُرُوْعِ الْطَّرِيْقَةِ الْخَلْوَتِيَّةِ فِى الْسُّوْدَانِ الْطَّرِيْقَةُ السَمَانِيّةُ الَّتِى يَنْتَمِى إِلَيْهَا الْبُرْعِي و هَذَا ايْضاً يُفَسِّرُ لَنَا ايْضًا مُمَارَسَةَ الْبُرْعِي لِلْسِّحْر وَ ادِّعَاءَهُ عِلْمَ الْغَيْبِ لَهُ وَ لِمَشَايِخِهِ
Dan sekarang disisi kami terdapat cabang - cabang thariqat al kholwatiyah di Sudan yaitu thariqat  Asamaniyah yang  di ikuti  oleh Borai. Bukti  ini juga menjelaskan Borai juga punya praktek sihir, dan klaimnya memiliki pengetahuan tentang yang gaib untuk dia  dan Syaikh- syaikhnya .

Komentarku ( Mahrus ali )
Jadi Syaikh Ahmad Asshowi yang menuduh ayat Fathir 8  untuk  khowarij tanpa  dalil , lalu di libatkan pula wahabi di dalamnya ternyata  dia sekalipun punya karya banyak kitab arab adalah menjadi mursyid tarekat kholwati yang di kenal  selain mengajarkan dzikir , juga jimat , rajah  dan perdukunan .
Saya sendiri tidak heran bila tokoh ahli bid`ah yang punya banyak karangan ternyata terjerumus dalam kesyirikan yang besar  walaupun demikian masih merasa benar dan membelanya  lalu menyatakan di muka pengikut – pengikutnya bahwa dia di pihak benar dan  orang – orang yang bertentangan dengannya adalah sesat. :Lihat saja DR Muhammad bin Alwi al Maliki , siapa yang tidak kagum dengannya , dunia di mukanya , uang tinggal bawa saja , segala apa yang dia maukan bisa di capai . Banyak orang yang mengagungkannya . Tapi ternyata dia juga terjerumus dalam kesirikan lihat saja syair nya sbb :

وَلَمَّا رَأَيْتُ الدَّهْرَ قَدْ حَارَبَ اْلوَرَى
جَعَلْـتُ لِنَفْسِي نَعْـلَ سَيِّدِهِ حِصْنًا
تَحَصَّنْتُ مِنْهُ فِـي بَدِيْعِ مِـثَـالِهَا
بِسُـوْرٍ مَنِيْعٍ نِلْتُ فِـي ظِلِّهِ اْلأَمْنَا


Ketika saya melihat masa ( penderitaan )  telah menyerang manusia

maka aku menjadikan diriku berlindung  di bawah sandal Nabi SAW
 Aku berlindung  dalam contoh yang terbaik

dengan dinding yang tahan , aku mendapat keamanan dlm naungannya ( sandal tadi )
Komentarku ( Mahrus ali )
 Berlindung di bawah sandal Nabi SAW  seolah berlindung di balik pagar yang kokoh yang menjamin keamanan .
Lihat kitab karangan DR Muhammad bin Al wi Dzakhoir Muhammadiyah 265 .Dan lihat di blog ini dengan judul:” Terkenal wali tapi syirik “.

Lihat pula  kisah Gus Miek yang di agungkan oleh ahli bid`ah , kuburannya di ziarahi ,di ambil berkah minumannya  ternyata malamnya sering melakukan kemaksiatan .
Semoga Allah memberikan bimbingan kepada kita agar bisa mengetahui kesalahan agar bisa menghindarinya  , mengetahui kesyirikan supaya kita tahu bahwa  diri kita ini harus berjuang untuk menghindari sirik  , baik untuk keluarga , teman dan orang – orang yang memusuhi kita . Sebab  tugas tabligh itu tugas suci dan menyimpan ilmu sekalipun aman – aman saja  , tapi kelak  di akhirat akan kacau belau dan resiko menghadapi  tuntutan di hari manusia dengan gagahnya tidak memiliki daya untuk bela diri , apalagi membela orang lain .

Dalam http://www.azahera.net/showthread.php?t=6071 terdapat keterangan :
Syaikh Ahmad bin Yusuf  menyatakan


اِلَهِي تَوَسَّلْنَا إِلَيْكَ بِنَاظِــــــمٍ **لأََسْمَائِكَ الْدَّرْدِيرِ شَيْخِـــي وَذُخْرِنَا
وَيَارَبِّ بِالحَفْنِي ثُمَّ بِشَيْخــِـهِ **وَأَشْيَاخِــهِمْ طَهِّرْ مِــنَ الْرَّيْن قَلْبَنَا
Wahai Tuhanku ! kami bertawassul dengan pembikin Nadhoman nama – namaMu Addardiri – guruku  dan simpananku ( modalku ) untuk  kontak  denganMU
Wahai Tuhanku  dengan pangkat  alhaffni lalu  dengan  gurunya  dan  guru – guru mereka bersihkan hati kami dari kotoran ( Teyeng )
.

كَذَلِكَ بِالصَّاوِي أَحْمَدَ شَيْخُنَا **إِمَامِ الْوَرَي مَنْ لِلْطَّرِيقـــــــةِ أَعْلَنَّا
فَيَارَبِّ نَوِّرْنَا بِأَنْوَارِ سِـــــرِّهِ ** وَفِي سِلْكِهِ انْظِمْنَا وَبِاللُّطْفِ حَفَّنَا
وَبَلِّغْهُ فِي الْدَّارَيْنِ كُلَّ مُرَادَهُ **وَأَتْبَاعَــــهُ يَا سَامِعًا لِدُعـَــــــــائِنَا
Serta dengan pangkat Syaikh Ahmad  asshowi **  Imam manusia – yaitu orang yang menunjukkan kami terhadap tarekat
Wahai Tuhan ku , terangilah kami  dengan cahaya – cahaya  rahasia ( hatinya )
Dan tertibkan  kami dalam golongannya
Dan dengan kelembutanMu , liputilah kami
Dan berilah dia  bisa mencapai semua kehendaknya  di dunia dan ahirat
Begitu juga  para pengikutnya , wahai Tuhan  pendengar doa kita. 
Komite tetap riset ilmiyah dan fatwa Saudi menerangkan sbb:
إِنَّ اْلاِسْتِغَاثَةَ بِاْلأَمْوَاتِ وَدُعَاءَهُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَوْ مَعَ اللهِ شِرْكٌ أَكْبَرُ يَخْرُجْ مِنْ مِلَّةِ اْلإِسْلاَمِ، سَوَاءٌ كَانَ الْمُسْتَغَاثُ بِهِ نَبِيًَّا أَمْ غَيْرَ نَبِيٍّ، وَكَذٰلِكَ اْلاِسْتِغَاثَةُ بِالْغَائِبِيْنَ شِرْكٌ أَكْبَرُ يَخْرُجُ مِنْ مِلَّةِ اْلإِسْلاَمِ وَاْلعِيَاذُ بِاللهِ، وَهٰؤُلاَءِ لاَ تَصِحُّ الصَّلاَةُ خَلْفَهُمْ لِشِرْكِهِمْ. أَمَّا مَنِ اسْتَغَاثِ بِاللهِ وَسَأَلَهُ سُبْحَانَهُ وَحْدَهُ مُتَوَسِّلًا بِجَاهِهِمْ أَوْ طَافَ حَوْلَ قُبُوْرِهِمْ دُوْنَ أَنْ يَعْتَقِدَ فِيْهِمْ تَأْثِيْرًا وَإِنَّمَا رَجَا أَنْ تَكُوْنَ مَنْزِلَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ سَبَبًا فِي اسْتِجَابَةِ اللهِ لَهُ فَهُوَ مُبْتَدِعٌ آثِمٌ مُرْتَكِبٌ لِوَسِيْلَةٍ مِنْ وَسَائِلِ الشِّرْكِ، وَيُخْشَى عَلَيْهِ أَوْ أَنْ يَكُوْنَ ذٰلِكَ مِنْهُ ذَرِيْعَةً إِلَى وُقُوْعِهِ فِي الشِّرْكِ اْلأَكْبَرِ. وَنَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُعِيْنَكُمْ عَلَى نَشْرِ التَّوْحِيْدِ وَنُصْرَةِ الْحَقِّ وَجِهَادِ الْمُبْتَدِعِيْنَ.
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيّنَامُحَمَّدٌ  ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Fatwa Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa   (c 1 / p. 73)
 Minta – minta  pada orang - orang mati dan berdoa kepada selain Allah, atau bersamaNya  syirik besar  keluar  dari agama Islam. Sama saja  minta bantuan pada  nabi atau lainnya,  Begitu juga minta – minta kepada orang gaib – juga syirik  terbesar  dan keluar dari agama Islam, semoga  Allah melindungi kita dari padanya . , tidak sah melakukan salat di belakang mereka karena mereka  syirik. Mereka yang berteriak atau istighosah  kepada Allah dan meminta Dia saja Maha  suci dan Maha Esa

Mereka   bertawassul dengan pangkat mereka atau berkeliling  di sekitar kuburan mereka tanpa berpikir  mereka  bisa berpengaruh , tetapi diminta agar  status mereka  menyebabkan Allah merespon  doanya maka ia adalah pelaku bid`ah yang  berdosa yang melakukan  sarana dari sarana  syirik.  Ditakutkan bahwa ini adalah dalih untuk jatuh di dalam syirik. Kami meminta Allah untuk membantu Anda untuk mempublikasikan Tauhid ,menegakkan hak dan jihad terhadap pelaku kebid`ahan  . Semoga Allah memberi taufik dan memberi rahmat kepada Nabi kita  Muhammad, keluarganya dan sahabat – sahabatnya [1]
Komentarku ( Mahrus ali )
Untuk apakah merendahkan diri , meminta – minta  kepada  mayat  sekalipun  para nabi . Hal itu adalah kekeliruan yang nyata  sebagaimana ayat :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ مَنْ لاَ يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdoa kepada  selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?[2]
 Apakah mereka itu tidak ingat dengan firmanNya  :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ اْلأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللهِ قَلِيلاً  مَا تَذَكَّرُونَ

Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).[3]
Sesepuh NU itu berkata lagi
Ia menduga masih banyak kitab yang sisinya sudah diacak-acak seperti itu. Karenanya ia meminta PBNU dan kalangan pesantren untuk kritis terhadap keaslian kitab yang dikaji.
Komentarku ( Mahrus ali )
Tunjukkan mana kitab – kitab yang anda anggap di acak – acak , tunjukkan , saya akan menjawabnya dengan mudah dan rasional , juga realistis .


[1] Fatwa Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa   (c 1 / p. 73)
[2]  Ahqaf  5
[3] Annamel 62



[1] Annakhel 44

Allah kembalikan roh Rasulullah SAW ?

Di tulis oleh H Mahrus ali .


Allah kembalikan roh Rasulullah SAW  ?

Ust Saleh al Munajjid penyusun banyak kitab arab   berkata ;
وَقَدْ صَحَّتْ أَحَادِيْثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يُبَلِّغُهُ سَلاَمُ مَنْ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ مِنْ أُمَّتِهِ ، وَِأَنَّهُ يَرُدُّ ذَلِكَ .
Sungguh banyak hadis  dari Nabi SAW  bahwa  salam – salam orang yang yang membaca  sholawat kepadanya selalu di sampaikan kepadanya . Dan beliau juga menjawabnya .

فعن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (مَا مِن أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلا رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيهِ السَّلَامَ) رواه أبو داود (2041) ، صححه النووي في "الأذكار" (ص/154) ، وابن حجر في "فتح الباري" (6/563) ، والشيخ الألباني في "صحيح أبي داود" .
Dari Abu Hurairah ra , sesungguhnya Nabi SAW  bersabda : Setiap orang yang membaca salam kepadaku maka Allah akan mengembalikan rohku hingga  aku menjawab salam padanya .
HR Abu Dawud  2041 , Ia di sahihkan oleh Imam Nawawi  dalam kitab al adzkar 154 , Ibnu Hajar dalam fathul bari  6/563 , Syaikh Al albani dalam kitab Sahih  Abu dawud .
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ia juga tercantum   dalam kitab Jamiul ahadis  19/ 114 , Sunan Kubra  karya al baihaqi 5/245 – 10050 . Imam Nawawi berkata :
4 - وَرَوَيْنَا فِيْهِ أَيْضًا بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ  ،
Kami riwayatkan dalam masalah tsb juga dengan  sanad yang sahih . [1]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam footnotnya ada komentar sbb :
 (6) قَالَ الْحَافِظُ فِي " تَخْرِيْجِ اْلأَذْكَارِ " : وَسَنَدُهُ حَسَنٌ.
Al Hafidz ( Ibnu Hajar ) dalam takhrij al adzkar  berkata :  Sanadnya hasan .
Lihat antara  dua imam  dalam menilai satu hadis berbeda . Imam Nawawi menyatakan sahih dan Ibnu Hajar menyatakan hasan . Pada hal  sanadnya satu dan  redaksi hadis juga sama . Lalu kita kemana harus ikut atau kita kaji ulang  ? Ikut saja  , kadang enak , juga kadang bahaya bila ada kekeliruan . Nah sekarang bila kita  tidak mengerti identitas perawi hadis , kita akan bengong melihat perbedaan anatara ulama dalam menilai satu hadis , manakah yang harus di buang dan manakah yang di ikuti . Bila sekedar mengabaikan saja mudah sekali di lakukan sebagaimana norok buntek boi . Yang penting kita selamat dan lurus , pengkajian kita ilmiyah dan mengkeritisi  kekeliruan orang dulu adalah kewajiban agar kekeliruan itu berhenti  disitu dan tidak terus mengembang dari tempat ke tempat atau generasi ke generasi dan dari masa ke masa .
Kita kaji sanad hadis tsb sbb :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ عَنْ أَبِي صَخْرٍ حُمَيْدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ
Bercerita kepada kami  Muhammad bin Auf , lalu berkata : Bercerita kepada kami Al Muqri , lalu berkata : Bercerita kepada kami Haiwah  dari Abu  Shakher – Humaid bin Ziyad  dari Yazid bin Abdillah bin Qust  dari Abu Hurairah  , sesungguhnya  Rasulullah SAW  bersabda : …………………………………….
Dalam sanad tsb terdapat perawi bernama Yazid bin Abdillah bin Qusaith yang lemah
وَ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ : لَيْسَ بِاْلقَوِىِّ ، ِلأَنَّ مَالِكًا لَمْ يَرْضَهُ .
تَتِمَّةُ كَلاَمِ ابْنِ حِبَّانَ : رُبَّمَا أَخْطَأَ
Abu Hatim berkata : Dia ( Yazid bin Abdillah ) perawi yang tidak kuat , sebab Imam Malik tidak rela kepadanya .
Lanjutan dari perkataan Ibnu Hibban  , dia kadang keliru , kata Imam Dzahabi [2]
Untuk perawi bernama Humaid bin Ziyad , maka keterangan para ulama  sbb :
صَدُوْقٌ يَهِمُ كَمَا قَالَ بْنُ حَجَرَ
Dia perawi yang sering berkata benar tapi keliru, kata Ibnu Hajar .
مُخْتَلَفٌ فِيْهِ وَقَالَ أَحْمَدُ لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ
Dia perawi yang masih hilaf kevalidan riwayatnya . Imam Ahmad menyatakan : Tidak apa – apa .
وَقَالَ إِسْحَاقٌ بْنُ مَنْصُوْرٍ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ مَعِيْنٍ : أَبوُ صَخْرٍ حُمَيْدٌ بْنُ زِيَادٍ ضَعِيْفٌ .
Ishak bin Mansur dari yahya bin Ma`in menyatakan : "Abu Shakher – Humaid bin Ziyad adalah perawi lemah ".
وَ قَالَ النَّسَائِى : حُمَيْدٌ بْنُ صَخْرٍ ضَعِيْفٌ .
Imam Nasai berkata :" Humaid bin Shakhr adalah perawi lemah" . [3]
Di samping  cacat perawi – perawinya, hadis tsb hanya dari satu orang yaitu Abdullah bin Yazid Al Muqri , tiada perawi lain yang meriwayatkannya . Di temukan di kitab arab , jawa , indonesia kapanpun . Asal usulnya hadis tsb dari Abdullah bin Yazid tadi .  Bila benar , mesti ada perawi lain yang meriwayatkannya . Isinya  juga bertentangan dengan al quran  yang berbunyi :
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ(30)
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).[4]

 Kita  punya pikiran  dan al hamdulillah masih bisa membedakan mana yang salah dan yang benar . Kita dahulukan Allah dari pada Abdullah bin Zaid al Muqri sebagai perawinya tadi . Kita  tidak menyembahnya tapi  menyembah Allah . Allah berfirman :
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? [5]

Ibnu Hajar dalam kitab Talkhis berkata :
وَأَصَحُّ مَا وَرَدَ فِي ذَلِكَ مَا رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُد مِنْ طَرِيقِ أَبِي صَخْرٍ حُمَيْدِ بْنِ زِيَادٍ ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَرْفُوعًا : { مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ }
Paling sahih  dalam hal tersebut adalah hadis riwayat Ahmad dan Abu dawud  dari jalan Abu  Shakhr – Humaid bin Ziyad …………..[6]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sungguhpun di katakan sahih , tapi ini kekeliruan yang nyata dan menyesatkan . Buktinya sanadnya  sama . Dan Ibnu Hajar sendiri yang menyatakan Humaid bin Ziyad adalah sering keliru  dalam menyampaikan hadis. Barang kali ini kekeliruannya  . Apalagi bertentangan dengan ayat al Quran . Apakah nabi – nabi dulu juga begitu , rohnya di kembalikan untuk menjawab salam dari umatnya . Dan apakah kita yang di kubur lalu menjawab salam dan roh kita di kembalikan ke tubuh kita . Dalilnya dari al quran tidak ada , Apalagi menurut para ulama perawi- perawinya ada yang cacat .


Ibnu Hajar  berkata lagi ; 
رِجَالُهُ ثِقَاتٌ
Perawi – perawinya terpercaya . [7]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tidak tepat , bahkan Dzahabi sendiri tentang Humaid bin Ziyad menyatakan   masih hilaf . Dan Abu hatim juga melemahkan sebagian perawinya  , lalu imam Nasai mendukungnya .
Al bani menyatakan :
إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ
Sanadnya  sahih [8]
Al Iraqi menyatakan :
أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ مِنْ حَدِيْثِ أَبِي هُرَيْرَةَ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ .
HR Abu Dawud dari hadis Abu Hurairah  dengan sanad yang baik . [9]

Komentarku ( Mahrus ali ):
Di katakan sahih  itu membingungkan, bila kita  belum mengkaji sanadnya . Tapi bila sudah , maka tenang saja dan kita katakan bahwa sebagian sanadnya cacat sebagaimana kita terangkan dulu , rujuklah ke sana  bila  ingin tahu kebenaran .

Dalam ww.ahlalhdeeth.com Abu Abdillah al utaibi menyatakan :


بَلْ عِلَّةُ هَذَا الْحَدِيْثِ هُوَ أَبُو صَخْرٍ حُمَيْدٌ بْنُ زِيَادٍ حَيْثُ تََفَرَّدَ عَنْ يَزِيْدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ قُسَيْطٍ مَا لَمْ يَرْوِهِ الثِّقَاتُ مِنْ كِبَارِ تَلاَمِذِةِ يَزِيْدَ

Cacat dalam hadis  ( Roh Rasulullah SAW  di kembalikan  setelah meninggal dunia ) adalah Abu Shakhr – Humaid bin Ziyad yang meriwayatkan secara  sendirian   dari Yazid bin Abdillah bin Qusaith – sesuatu yang  tidak di riwayatkan oleh murid – murid  Yazid yang besar – besar dan terpercaya .

وَهُمْ مَالِكٌ بْنُ أَنَسٍ - وَيَزِيْدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنُ خَصِيْفَةَ وَابْنُ أَبِي ذِئْبٍ مُحَمَّدٌ بْنُ عَبْدٍ الرَّحْمَنِ وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ . بِلْ أَبوُ صَخْرٍ أَقَلُّ مَا قِيْلَ فِيْهِ أَنَّهُ صَدُوْقٌ يَهِمُ وَمِثْلُهُ لاَ يَأْمَنُ مِنْهُ الْغَلَطُ وَالْوَهْمُ وَيُخْشَى مِنْهُ كَما فِي هَذَا الْحَدِيْثِ ،
Mereka adalah Malik bin Anas , Yazid bin Abdillah bin Khashifah , Ibnu Abi Dzuaib , Muhammad bin Abd Rahman , Laits bin Sa`d . Bahkan  paling mudah bisa di katakan untuknya adalah  dia perawi yang selalu berkata benar dan dan kadang keliru .
Orang yang seperti dia itu mungkin sekali keliru dan  hal ini yang di takutkan sebagaimana dalam hadis di atas .

ِلتَفَرُّدِهِ بِهَذَا الْحَدِيْثِ عَنْ أَكْبَارِ الثِّقَاتِ عَنْ يَزِيْدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ قُسَيْطٍ . وَاللهُ أَعْلَمُ . أَرْجُوا ْالِإفَادَةَ ؟
Karena  Abu Shakhr  sendiri yang meriwayatkan hadis , pada  hal murid – murid yang besar dan terpercaya  tidak meriwayatkannya   dari Yazid bin Abdillah bin  Qusait .
Wallahu a`lam , aku mohon jawaban ? . [10]

Komentarku ( Mahrus ali ):
Sebetulnya jawabannya itu mudah karena hadis tsb jelas cacat secara  sanadnya , maka  untuk apakah kita masih mempersoalkan  sesuatu yang jelas harus di abaikan  karena lemah tadi .  Kadang hadis lemah itu   di buat orang – orang yang sesat untuk minta tolong kepada Nabi SAW , minta perlindungan , minta sesuatu padanya lalu terus memfokuskan diri untuk ingat pada Rasulullah SAW  dan minta padanya  lalu merasakan beberapa kemenangan dan kesuksesan lalu di teruskan permintaannya pada  Rasulullah SAW  dan bila di ingatkan akan bilang :" Kamu masih belum merasakan apa yang ku rasakan . Bila kamu mengalaminya  kamu akan ikut saya .
Bila kamu mengalaminya , kamu akan tidak memberi peringatan kepada saya  dan kamulah yang perlu diingatkan" . Disinilah setan tak tinggal diam dan kesempatan  ini  setan gunakan untuk menyesatkan dia dan orang lain .
Orang tsb akan mengajak teman lain sebagai mangsanya .Orang yang asalnya lurus akan ikut karena tertarik berbagai keistimewaan  yang di peroleh. Tepatlah firmanNya :
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.( Fathir 8 ) .




[1] al adzkar lin nawawi 1/115
[2] Mausuah ruwatil hadis  7741
[3] Mausuah ruwatil hadis 1546
[4] Zumar 23
[5] Annisa` 122

[6] Talkhis 357/3
[7] Fathul bari  6/488
[8] Riyadhus shalihin  1/405
[9] Takhrij Ahadisil ihya 3/13
[10] http://www.ahlalhdeeth.com/

AL-QUR'AN DAN ASTRONOMI (2)


Bentuk Bulat Planet Bumi

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5) Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.


Atap yang Terpelihara


Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak menumbuk bumi. Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.

Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan akal manusia: Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi ini. The magnetosphere layer, formed by the magnetic field of the Earth, serves as a shield protecting the earth from celestial bodies, harmful cosmic rays and particles. In the above picture, this magnetosphere layer, which is also named Van Allen Belts, is seen. These belts at thousands of kilometres above the earth protect the living things on the Earth from the fatal energy that would otherwise reach it from space.


Langit yang Mengembalikan


Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.

copy-paste dari :
http://www.keajaibanalquran.com/astronomy.html

AL-QUR'AN DAN ASTRONOMI



Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan





Edwin Hubble dengan teleskop besarnya.
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.


Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.




Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.







Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.

copy-paste dari :

http://www.keajaibanalquran.com/astronomy_orbits.html

Senin, 01 Agustus 2011

LAYAKKAH SEORANG MUSLIM BER-HUMOR SEPERTI INI?

APA PENDAPAT ANDA DENGAN KISAH YANG TERSEBUT DI BAWAH INI?
NASKAH INI DICOPY DARI :

http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/8/33237/Humor/Sebuah_Cerita_tentang_Bid_rsquo_ah_di_Dusun_Kami.html

Sebuah Cerita tentang Bid’ah di Dusun Kami
Kang Hanif, seorang anggota Ansor, telah lama didaulat masyarakat di desa untuk memangku masjid. Semua acara keagamaan dia yang memimpin. Suatu hari ada seorang berjenggot panjang dan bercelana cingkrang dari sebelah desa menudingnya sebagai pelaku bid’ah, churafat, takhayul, bahkan syirik.

“Mas, sampean jangan terus-terusan menyesatkan umat. Tahlilan, sholawatan, yasinan, manaqiban, bermaaf-maafan sebelum memasuki Ramadhan, itu bid’ah. Apalagi mendoakan mayit, tawasul atau ngirim pahala untuk orang sudah mati. Doa itu tidak sampai, bahkan merusak iman. Musyrik hukumnya,” kata orang tersebut dengan gaya sok paling Islam dan paling benar.

Kang Hanif hanya diam saja. Ia sudah beberapa kali menghadapi orang begitu yang biasanya hanya bermodal “ngeyel” dengan ilmu agama yg jauh dari memadai. Persis seperti anak kecil baru belajar karate, yang baru tahu satu dua jurus saja lagak lakunya belagu.

Walau kang Hanif telah 9 tahun mengaji di pesantren Tambak Beras dan paham betul dasar-dasar amaliyah itu, ia tetap tak membantah dan membiarkan orang itu terus menudingnya. “Percuma saja membantah orang itu. Hatinya tertutup jenggotnya. Mata hatinya tak seterbuka mata kakinya,” batin kang Hanif.

Beberapa waktu kemudian ayah orang yang berjenggot dan bercelana cingkrang itu meninggal dunia. Kang Hanif datang bertakziyah bersama para jamaahnya. Dia lantas berdoa keras di depan mayit si bapak dan jama’ahnya mengamini.

“Ya Allah, laknatlah mayit ini. Jangan ampuni dosanya. Siksalah dia sepedih-pedihnya. Kumpulkan dia bersama Fir’aun, Qorun dan orang yg Engkau laknati. Masukkan dia di neraka sedalam-dalamnya, selama-lamanya”.

Si jenggot bercelana cingkrang menghampiri Kang Hanif, bermaksud menghentikan doanya.

“Jangan protes. Katamu doa kepada mayit tidak akan sampai. Santai saja. Tidak ada yg perlu engkau khawatirkan bukan? Kalau aku sih yakin doaku sampai,” ujar kang Hanif tenang.

Muka si jenggot bercelana cingkrang pucat. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya yang biasa menghakimi orang lain

Penulis: Wahyu Andre 


lucukah humor di atas?