ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

YAA ALLAH DENGAN PERTOLONGANMU KAMI MEMOHON
BERILAH KAMI KEKUATAN LAHIR DAN BATHIN UNTUK MAMPU MERAIH RIDLAMU..

Kamis, 31 Maret 2011

SHALAHUDDIN DAN MAWLID.

Sholahuddin Al-Ayyubi, Sang Pencetus Maulid Nabi [?!]

Alkisah

Ada sebuah kisah yang cukup masyhur di negeri nusantara ini tentang peristiwa pada saat menjelang Perang Salib. Ketika itu kekuatan kafir menyerang negeri Muslimin dengan segala kekuatan dan peralatan perangnya. Demi melihat kekuatan musuh tersebut, sang raja muslim waktu itu, Sholahuddin al-Ayyubi, ingin mengobarkan semangat jihad kaum muslimin. Maka beliau membuat peringatan maulid nabi. Dan itu adalah peringatan maulid nabi yang pertama kali dimuka bumi.
Begitulah cerita yang berkembang sehingga yang dikenal oleh kaum Muslimin bangsa ini, penggagas perayaan untuk memperingati kelahiran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini adalah Imam Sholahuddin al Ayyubi. Akan tetapi benarkah cerita ini? Kalau tidak, lalu siapa sebenarnya pencetus peringatan malam maulid nabi? Dan bagaimana alur cerita sebenarnya?
Kedustaan Kisah Ini
Anggapan bahwa Imam Sholahuddin al Ayyubi adalah pencetus peringatan malam maulid nabi adalah sebuah kedustaan yang sangat nyata. Tidak ada satu pun kitab sejarah terpercaya –yang secara gamblang dan rinci menceritakan kehidupan Imam Sholahuddin al Ayyubi- menyebutkan bahwa beliau lah yang pertama kali memperingati malam maulid nabi.
Akan tetapi, para ulama ahli sejarah justru menyebutkan kebalikannya, bahwa yang pertama kali memperingati malam maulid nabi adalah para raja dari Daulah Ubaidiyyah, sebuah Negara (yang menganut keyakinan) Bathiniyyah Qoromithoh meskipun mereka menamakan dirinya sebagai Daulah Fathimiyyah.
Merekalah yang dikatakan oleh Imam al Ghozali: “Mereka adalah sebuah kaum yang tampaknya sebagai orang Syiah Rafidhah padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang kafir murni.” Hal ini dikatakan oleh al Miqrizi dalam al-Khuthoth: 1/280, al Qolqosyandi dalam Shubhul A’sya: 3/398, as Sandubi dalam Tarikh Ihtifal Bil Maulid hal.69, Muhammad Bukhoit al Muthi’I dalam Ahsanul Kalam hal.44, Ali Fikri dalam Muhadhorot beliau hal.84, Ali Mahfizh dalam al ‘Ibda’ hal.126.
Imam Ahmad bin Ali al Miqrizi berkata: “Para kholifah Fathimiyyah mempunyai banyak perayaan setiap tahunnya. Yaitu perayaan tahun baru, perayaan hari asyuro, perayaan maulid nabi, maulid Ali bin Abi Tholib, maulid Hasan, maulid Husein, maupun maulid Fathimah az Zahro’, dan maulid kholifah. (Juga ada) perayaan awal Rojab, awal Sya’ban, nisfhu Sya’ban, awal Romadhon, pertengahan Romadhon, dan penutup Ramadhon…” [al Mawa’izh:1/490]
Kalau ada yang masih mempertanyakan: bukankah tidak hanya ulama yang menyebutkan bahwa yang pertama kali membuat acara peringatan maulid nabi ini adalah raja yang adil dan berilmu yaitu Raja Mudhoffar penguasa daerah Irbil?
Kami jawab: Ini adalah sebuah pendapat yang salah berdasarkan yang dinukil oleh para ulama tadi. Sisi kesalahan lainnya adalah bahwa Imam Abu Syamah dalam al Ba’its ‘Ala Inkaril Bida’ wal h\Hawadits hal.130 menyebutkan bahwa raja Mudhoffar melakukan itu karena mengikuti Umar bin Muhammad al Mula, orang yang pertama kali melakukannya. Hal ini juga disebutkan oleh Sibt Ibnu Jauzi dalam Mir’atuz Zaman: 8/310. Umar al Mula ini adalah salah seorang pembesar sufi, maka tidaklah mustahil kalau Syaikh Umar al Mula ini mengambilnya dari orang-orang Ubaidiyyah.
Adapun klaim bahwa Raja Mudhoffar sebagai raja yang adil, maka urusan ini kita serahkan kepada Allah akan kebenarannya. Namun, sebagian ahli sejarah yang sezaman dengannya menyebutkan hal yang berbeda.
Yaqut al Hamawi dalam Mu’jamul Buldan 1/138 berkata: “Sifat raja ini banyak kontradiktif, dia sering berbuat zalim, tidak memperhatikan rakyatnya, dan senang mengambil harta mereka dengan cara yang tidak benar.” [lihat al Maurid Fi ‘Amanil Maulid kar.al Fakihani – tahqiq Syaikh Ali- yang tercetak dalam Rosa’il Fi Hukmil Ihtifal Bi Maulid an Nabawi: 1/8]
Alhasil, pengingatan maulid nabi pertama kali dirayakan oleh para raja Ubaidiyyah  di Mesir. Dan mereka mulai menguasai Mesir pada tahun 362H. Lalu yang pertama kali merayakannya di Irak adalah Umar Muhammad al Mula oleh Raja Mudhoffar pada abad ketujuh dengan penuh kemewahan.
Para sejarawan banyak menceritakan kejadian itu, diantaranya al Hafizh Ibnu Katsir dalam Bidayah wan Nihayah: 13/137 saat menyebutkan biografi Raja Mudhoffar berkata: “Dia merayakan maulid nabi pada bulan Robi’ul Awal dengan amat mewah. As Sibt berkata: “Sebagian orang yang hadir disana menceritakan bahwa dalam hidangan Raja Mudhoffar disiapkan lima ribu daging panggang, sepuluh ribu daging ayam, seratus ribu gelas susu, dan tiga puluh ribu piring makanan ringan…”
Imam Ibnu Katsir juga berkata: “Perayaan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dan para tokoh sufi. Sang raja pun menjamu mereka, bahkan bagi orang sufi ada acara khusus, yaitu bernyanyi dimulai waktu dzuhur hingga fajar, dan raja pun ikut berjoget bersama mereka.”
Ibnu Kholikan dalam Wafayat A’yan 4/117-118 menceritakan: “Bila tiba awal bulan Shofar, mereka menghiasi kubah-kubah dengan aneka hiasan yang indah dan mewah. Pada setiap kubah ada sekumpulan penyanyi, ahli menunggang kuda, dan pelawak. Pada hari-hari itu manusia libur kerja karena ingin bersenang-senang ditempat tersebut bersama para penyanyi. Dan bila maulid kurang dua hari, raja mengeluarkan unta, sapi, dan kambing yang tak terhitung jumlahnya, dengan diiringi suara terompet dan nyanyian sampai tiba dilapangan.” Dan pada malam mauled, raja mengadakan nyanyian setelah sholat magrib di benteng.”
Setelah penjelasan diatas, maka bagaimana dikatakan bahwa Imam Sholahuddin al Ayyubi adalah penggagas maulid nabi, padahal fakta sejarah menyebutkan bahwa beliau adalah seorang raja yang berupaya menghancurkan Negara Ubaidiyyah. [1]
Siapakah Gerangan Sholahuddin al Ayyubi [2]
Beliau adalah Sultan Agung Sholahuddin Abul Muzhoffar Yusuf bin Amir Najmuddin Ayyub bin Syadzi bin Marwan bin Ya’qub ad Duwini. Beliau lahir di Tkrit pada 532 H karena saat itu bapak beliau, Najmuddin, sedang menjadi gubernur daerah Tikrit.
Beliau belajar kepada para ulama zamannya seperti Abu Thohir as Silafi, al Faqih Ali bin Binti Abu Sa’id, Abu Thohir bin Auf, dan lainnya.
Nuruddin Zanki (raja pada saat itu) memerintah beliau untuk memimpin pasukan perang untuk masuk Mesir yang saat itu di kuasai oleh Daulah Ubaidiyyah sehingga beliau berhasil menghancurkan mereka dan menghapus Negara mereka dari Mesir.
Setelah Raja Nuruddin Zanki wafat, beliau yang menggantikan kedudukannya. Sejak menjadi raja beliau tidak lagi suka dengan kelezatan dunia. Beliau adalah seorang yang punya semangat tinggi dalam jihad fi sabilillah, tidak pernah didengar ada orang yang semisal beliau.
Perang dahsyat yang sangat monumental dalam kehidupan Sholahuddin al Ayyubi adalah Perang Salib melawan kekuatan kafir salibis. Beliau berhasil memporak porandakan kekuatan mereka, terutama ketika perang di daerah Hithin.
Muwaffaq Abdul Lathif berkata: “Saya pernah datang kepada Sholahuddin saat beliau berada di Baitul Maqdis (Palestina, red), ternyata beliau adalah seorang yang sangat dikagumi oleh semua yang memandangnya, dicintai oleh siapapun baik orang dekat maupun jauh. Para panglima dan prajuritnya sangat berlomba-lomba dalam beramal kebaikan. Saat pertama kali aku hadir di majelisnya, ternyata majelis beliau penuh dengan para ulama, beliau banyak mendengarkan nasihat dari mereka.”
Adz Dzahabi berkata: “Keutamaan Sholahuddin sangat banyak, khususnya dalam masalah jihad. Beliau pun seorang yang sangat dermawan dalam hal memberikan harta benda kepada para pasukan perangnya. Beliau mempunyai kecerdasan dan kecermatan dalam berfikir, serta tekad yang kuat.”
Sholahuddin al Ayyubi wafat di Damaskus setelah subuh pada hari Rabu 27 Shofar 589 H. Masa pemerintahan beliau adalah 20 tahun lebih.
________
Footnote:
[1] Untuk lebih lengkapnya tentang sejarah peringatan maulid nabi dan hokum memperingatinya, silahkan dilihat risalah Akhuna al- Ustadz Abu Ubaidah “Polemik Perayaan Maulid Nabi
[2] Disarikan dari Siyar A’lamin Nubala’: 15/434 no.5301
Sumber: Diketik ulang dari Majalah al Furqon Edisi 09 Thn.XIII, Robi’uts Tsani 1430/April 2009, Hal.57-58 [di salin dari: http://alqiyamah.wordpress.com/]

DAJJAL-DAJJAL

Daftar Nama Para Dajjal Pendusta Yang Mengaku Sebagai Nabi

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan para dajjal (pendusta) yang berjumlah sekitar tiga puluh orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah Rasul (utusan) Allah”. 
 (HR: Al-Bukhari dan Muslim).
NABI PALSU SEBELUM ZAMAN ISLAM
  • Zoroaster (Persia, 660-583 SM), kitab suci: Avesta. Mati terbunuh dalam perang melawan Bactria (Balkh).
  • Marcion (Roma, ± 144 M), pembentuk gereja Marcionite dan pemahaman Marcionisme .
  • Mani (Persia, ± 242 M), pendiri agama Manichaeisme (al-Maniwiyah). Mati dibunuh, dikuliti, dan kulitnya diisi jerami dan digantung oleh Bahram.
  • Daishan, pendiri aliran Daishaniyah yaitu suatu aliran ber-tuhan dua di Persia dari agama Majusi.
  • Mazdak (Persia, 487-523 M), pendiri aliran Mazdakiyah (Serba Boleh dan Semua Halal), kitab suci: Zanda. Mati dibunuh.
NABI PALSU DI ZAMAN JAHILIYAH
  • Amru bin Luhayyi, (dari Kabilah Khuza’ah), orang yang pertama kali merubah agama Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi kemusyrikan dan penyembahan berhala.
NABI PALSU DI MASA RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM
  • Al-Aswad al-Ansi (11 H/632 M) atau Abhalah bin Ka’ab bin Auf al-Ansi al-Madzhiji , seorang dukun dari Yaman. Mati dibunuh oleh Fairuz, kerabat istri al-Aswad.
  • Musailamah al-Kadzdzab (usia 150 tahun, mati tahun 12 H/633 M). Memiliki pasukan 40.000 orang. Mati dibunuh oleh Wahsyi dengan tombaknya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
NABI PALSU SETELAH MASA RASULULLAH SHALA-LAHU ALAIHI WASALLAM
  • Sajah binti Al-Harits bin Suwaid bin Aqfan at-Tamimiyah dari Bani Yarbu (mati tahun 55 H/675 M). Seorang dukun wanita yang mengaku Nabi di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq dan kemudian dinikahi oleh Musailamah al-Kadzdzab. Sete-lah Musailamah terbunuh, Sajah melarikan diri ke Irak kemudian masuk Islam dan mati dalam keadaan Islam.
  • Thulaihah al-Asadi (mati tahun 21 H/642 M). Masuk Islam tahun 9 H, kemudian murtad dan mengaku Nabi di Nejd pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat, Thulaihah bertaubat (masuk Islam) kemu-dian mati syahid dalam penaklukkan Persia.
  • Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib. Sempalan Syiah yang meyakini reinkarnasi (kembali-nya ruh orang yang sudah mati) dari satu orang ke orang lain. Dia mengaku Tuhan dan Nabi sekaligus.
  • Al-Mukhtar bin Abi Ubaid (Thaif, 622-687 M/67 H), pe-nganut Syiah yang mengaku Nabi dan mendapat wahyu. Dia adalah saudara iparnya Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Mati dibunuh oleh Mush’ab bin Az-Zubair di Harura.
  • Mirza Ali Mohammad (abad 19). Pendiri agama Babisme dan penganut Syiah, dihukum mati oleh pemerin-tah Iran tahun 1843.
  • Mirza Husein Ali. Pendiri agama Bahaisme (pengganti Babisme) dan penganut Syiah. Mengaku Nabi tahun 1862 dan mati tahun 1892, kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Abbas Efendy yang berpusat di Chicago.
  • Mirza Ghulam Ahmad (India 1835-1908). Pendiri agama Ahmadiyah. Kitab suci: Tadzkirah. Mati terkena wabah penyakit kolera.
  • Rashad Khalifa (Mesir, 1935-1990), penganut Tasawuf dan perintis Ingkarus Sunnah. Mati dibunuh oleh pengikutnya dengan disembelih dan ditusuk-tusuk dengan pisau dapur.
  • Asy-Syaikhah Manal Wahid Manna, wanita tersebut mulai melontarkan kesesatan sejak tahun 1995. Dan dipenjara oleh pemerintahan Mesir.
  • Tsurayya Manqus, seorang wanita peneliti, cendekiawan dalam bidang sejarah dari Yaman.
  • Muhammad Bakri, asal Yaman dan dibunuh oleh pengikut-nya, kemudian disalib di atas papan kayu.
  • Muhammad Abdur Razak Abul ‘Ala, asal Sudan. Bekerja sebagai tukang jahit di Kairo.
Dan masih ada beberapa Dajjal yang mengaku Nabi dari berbagai negara lainnya seperti di Sudan, Saudi Arabia, Mesir, Libanon dan lainnya.
NABI-NABI PALSU DI INDONESIA
  • Ahmad Musaddeq atau H. Abdul Salam (Lahir Jakarta, 1942), mengaku menjadi Nabi tanggal 23 Juli 2006. Pemim-pin Al-Qiyadah Al-Islamiyah di rezim Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono. Kitab suci: Al-Qur’an dengan pemahaman sendiri. Mengaku bertaubat tanggal 9 November 2007.
  • Lia Aminuddin, pendiri agama Salamullah. Mengaku men-dapat wahyu dari malaikat Jibril dan mengklaim dirinya Nabi dan Rasul serta Imam Mahdi. Divonis hukuman 3 tahun penjara oleh Mahkamah Agung.
  • Ahmad Mukti, putra dari Lia Aminuddin yang dianggap sebagai Nabi Isa.
  • Ali Taetang, berasal dari Banggai pada tahun 1956 ali taetang mendirikan aliran alian Imamullah. Aliran ini didirikan Haji Ali Taetang Likabu di Dusun Sampekonan, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Tak ada data pasti jumlah pengikutnya tetapi diduga ribuan orang menjadi anggotanya dan tersebar di seluruh Indonesia.
Sebelumnya di daerah ini masyarakat menganut animisme, dinamisme, dan mistik. Secara umum ajaran Alian Imamullah sama dengan Islam tetapi paham ini mempunyai dua penyimpangan pokok yakni kepercayaan terbukanya pintu kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW sehingga Ali Taetang menyebut diri nabi. Kedua, dia mengubah syahadat rasul.
  • Zikrullah Aulia Allah, berasal dari Sulawesi Tengah. Zikrullah Anak kedua dari istri kedua Taetang ini mengaku mendapat wahyu tentang kenabian melalui mimpi. Aliran Zikrullah Aulia Allah baru berdiri pada 29 Agustus 2004 lalu. Aliran ini merupakan versi terbaru dari aliran Alian Imamullah yang didirikan ayahnya, Ali Taetang Likabu pada 1970-an. Pada saat pendirian aliran itu, Zikrullah mengumumkan kenabiannya di atas mimbar Masjid Barokah, Dusun Sampekonan, Desa Labibi, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan. Saat itu, Zikrullah mengaku telah diangkat Allah menjadi nabi meneruskan almarhum ayahnya Ali Taetang Likabu yang juga mengaku sebagai nabi.
  • Dedi Mulyana alias Eyang Ended, berasal dari Banten. Nabi palsu ini sebenarnya malah dukun cabul. ajaran eyang model ajaran agama yang memastikan tentang kiamat dan membolehkan seks bebas.
________________________________
(Diambil dari buku “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat” oleh Hartono Ahmad Jaiz. Printed by Maktabah Salman 2008)
dan kemungkinan daftar Nabi Palsu akan semakin bertambah.

ANUGERAH DAN BENCANA......

Hikmah musibah dan Bencana


Bangsa Indonesia saat ini sedang ditimpa musibah secara berturut-turut. Dari tinjauan islam,musibah apapun yang berupa bencana alam atau akibat kelalaian manusia, segala yang terjadi telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Berat mata memandang,memang tak seberat bahu memikul. Suka atau tidak kehidupan harus terus berjalan. Oleh sebab itu pastilah ada hikmah yang dapat diambil dari berbagai kejadian yang menimpa, karena Dia yang Maha Adil dan Penyayang pasti tidak akan berbuat aniaya. Smoga kutipan ini dapat menjadi sedikit penghibur bagi sobat-sobat yang sedang mengalami kesulitan atau kesedihan.

Ibnu Qayyim berkata:
“Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusanNya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan ini pun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini.”
Diantara beberapa hikmah yang bisa saya kutip diantaranya:
  1. Sabar sebgai konsekuensi menghadapi kesulitan dan kesusahan. Allah berfirman:
    “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya semua berasal dr Allah dan akan kembali kpd_NYa). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-Baqarah:155-157)
  2. Menghapuskan dosa dan kesalahan. Allah berfirman:
    “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.Asy-Syura:30)
    Dari Sahabat Abu Hurairah dan Abu Sa’id radiallahuanhu : Rasulullah SAW bersabda:
    “Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya. (HR. Bukhari)
  3. Dicatat sebagai kebaikan dan derajat ditinggikan.
    “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu,melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya” (HR.Muslim)
  4. Jalan menuju syurga. Dari Abu Hurairah,Rasulullah SAW bersabda:
    “Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan Neraka itu dikelilingi dengan berbagai macam syahwat.” (HR. Bukhari – Muslim)
    Allah berfirman dalam sebuah hadist qudsi:
    “Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas di sisiKu bagi hambaKu yang beriman, jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian dia bersabar atas kehilangan orang kesayanagnnya itu, melainkan Surga.” (HR. Bukhari)
  5. Membawa keselamatan dari api neraka
    “Janganlah kamu mencacimaki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi” (HR. Muslim)
  6. Mengembalikan hamba kepada Rabb-nya dan mengingat kelalaiannya. Allah berfirman:
    “Dan sesungguhnya KAmi telah mengutus Rasul-Rasul kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami timpa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri.” (QS.Al-An’am : 42)
  7. Mengingat nikmat Allah yang lalu dan yang ada. Seorang penyair berkata: Seseorang tidak mengenali tanda-tanda sehat selagi dia belum tertimpa sakit.
  8. Mengingat keadaan saudara-saudaramu yang ditimpa musibah. Maka diantara hikmah Allah, Dia menimpakan cobaan berupa penyakit dan penderitaan kepada orang mukmin pada waktu-waktu tertentu, agar dia mengingat saudara-saudaranya yang ditimpa kesulitan, sehingga tergugah untuk membantunya.
  9. Mensucikan hati. Ibnu Qayyim radiallahuanhu berkata:
    “Hati dan ruh bisa mengambil manfaat dari penderitaan dan penyakit yang merupakan urusan yang tidak bisa dirasakan kecuali jika di dalamnya ada kehidupan. Kebersihan hati dan ruh tergantung kepada penderitaan badan dan kesulitannya.” (Tuhfatul Mariidh hal 25)
  10. Cobaan dan ujian merupakan nikmat. Karena hikmah dari berbagai cobaan,orang – orang shalih justru gembira sekiranya mendapat cobaan spt telah mendapat kesenangan. RAsullullah SAW menyebutkan bahwa para Nabi telah ditimpa cobaan berupa penyakit, kemiskinan dan yang lainnya kemudian beliau bersabda:
    “…Dan sesungguhnya salah seorang diantara mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang merasa gembira karena telah mendapatkan kelapangan.” (HR. Ibnu Majah)

Dikutip dari : Do’a & Hiburan (Bagi orang sakit dan terkena musibah) Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

IJABAN

Lafadz Nikah

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum,
Apa dalam menikah harus ada suatu lafadz tertentu yang harus diucapkan? Jazakumullah khairan.
Jawaban Ustadz:
Jumhur ulama berpendapat bahwa semua lafazh yang menunjukkan arti “menikahkan” boleh digunakan oleh seorang wali ketika menikahkan perempuan yang menjadi perwaliannya dan pernikahan tersebut sah hukumnya, berdasarkan hadits shahih riwayat Al Bukhari (9/256-257 – Fathul Baari, cet. Daarus salaam) dan Muslim (2/1040) dari Sahl bin Sa’d As Saa’id rodhiallohu ‘anhu tentang kisah wanita yang menghibahkan (menyerahkan) dirinya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk dinikahi, kemudian salah seorang sahabat meminta kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikahkannya dengan wanita tersebut, dan Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam pun menikahkannya dengan mahar mengajarkan Al Quran kepada wanita tersebut.
Dalam riwayat-riwayat hadits tersebut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahkannya dengan lafazh yang berbeda-beda, ada riwayat dengan lafazh: “zawwajtukaha”, dalam riwayat lain: “ankahtukaha”, juga dalam riwayat lain: “mallaktukaha”, juga: “amkannaakaha”, yang semua artinya kurang lebih sama yaitu: “Aku telah menikahkan kamu dengan wanita tersebut”.
Meskipun sebagian dari para ulama -seperti Ibnu Daqiiqil ‘Ied- mengatakan bahwa yang benar dalam riwayat-riwayat tersebut adalah salah satu dari lafazh-lafazh tersebut yang diucapkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan semuanya, karena kisahnya cuma terjadi sekali dan semua jalur riwayat-riwayat hadits ini bertemu pada seorang perawi (yang menunjukkan bahwa hadits tersebut satu meskipun jalur-jalurnya banyak), sehingga harus dipilih mana di antara riwayat-riwayat tersebut yang lebih kuat. Imam Abul Hasan Ad Daaraquthni mengatakan bahwa yang benar dari riwayat-riwayat tersebut adalah lafazh “zawwajtukaha”, karena jumlah perawinya lebih banyak dan lebih kuat hafalannya dibandingkan yang lain, dan pendapat ini juga yang cenderung dipilih oleh Ibnu Hajar Al ‘Asqalaani dan ulama-ulama lainnya. Maka berdasarkan ini, lebih utama jika seorang wali sewaktu menikahkan menggunakan lafazh ini (zawwajtukaha), karena lafazh ini lebih kuat dan lebih shahih riwayatnya dibandingkan riwayat-riwayat lainnya. Wallahu a’lam.
Dalam hadits ini juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa tidak wajib bagi laki-laki yang dinikahkan untuk menjawab: “Aku terima nikahnya wanita tersebut”, karena tidak ada satu jalur pun dari riwayat-riwayat hadits ini yang menyebutkan bahwa sahabat tersebut menjawab demikian ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menikahkannya, dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengharuskan sahabat tersebut untuk menjawab demikian. Akan tetapi kondisi yang disebutkan dalam hadits ini berlaku bagi orang yang telah jelas dari sikapnya tanda-tanda yang menunjukkan bahwa dia menerima pernikahan tersebut dan tidak menolaknya, apalagi jika dia sendiri yang meminta dinikahkan seperti dalam hadits di atas. Adapun kalau belum jelas apakah laki-laki tersebut menerima/atau tidak pernikahan tersebut, maka harus ada ucapan darinya bahwa dia menerima pernikahan tersebut, agar pernikahan tersebut sah hukumnya.
Demikian pula hadits ini menunjukkan bahwa sahnya akad nikah tidak disyaratkan harus didahului dengan khutbah nikah (khutbatul haajah), karena tidak ada satu jalur pun dari riwayat-riwayat hadits ini yang menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah sebelum menikahkan sahabat tersebut, kalau seandainya itu merupakan syarat/kewajiban, tidak mungkin Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam akan meninggalkannya .
Adapun menyebutkan mahar sewaktu akad nikah, maka Syaikh Muhammad bin Shaleh Al ‘Utsaimin dalam “As Syarhul Mumti’” mengatakan bahwa ini hukumnya sunnah (anjuran) dan tidak diwajibkan, bahkan jika di suatu daerah tertentu misalnya penyebutan mahar dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau terkesan seperti membeli budak, maka dalam kondisi seperti ini mahar tidak perlu disebutkan, beliau berdalil dengan keumuman firman Allah ta’ala:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan pergaulilah istri-istri kalian dengan cara yang baik (patut).” (QS. An Nisaa’: 19)
***
Penanya: Rama
Dijawab Oleh: Ustadz Abdullah bin Taslim
Sumber: muslim.or.id

SANGKAN PARANING DUMADI


Kajian Tasuf : Sangkan Paraning Dumadi
PURWA-MADYA-WASANANING JAGAT RAYA

PENGANTAR KAJIAN :
Bahwa kajian yang akan kita laksanakan ini bukan bersifat doktrin, artinya apa yang teruraikan sangat mungkin ada yang ternyata perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Memang, sampai tulisan ini diturunkan saya meyakini kebenaran yang ada dalam uraian ini. Namun, karena uraian ini hanyalah hasil sebuah perenungan setelah membaca beberapa buku khususnya BUKU-BUKU KARYA AGUS MUSTHOFA, maka boleh jadi kesimpulan yang kemudian tersajikan di sini ini benar-benar BENAR, tetapi boleh jadi juga ternyata SALAH.

Oleh karenanya dimohon kekritisan dari siapapun juga terhadap uraian ini, sehingga dengan demikian insya’allah kebenaran Agama kita bias terus terjaga.

Terimakasih.


TEMPAT TINGGAL MAKHLUK ALLAH

I
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau , maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(3:190-191)

Pada kalangan pemikir ketika mengapresiasi tentang alam raya (langit-bumi) paling kurang ada tiga pendapat yang berbeda.

Kelompok Pertama : Mereka berpendapat bahwa alam raya ini adanya tanpa awalan dan ada sejak jaman dulu kala  dan alam raya ini tidak juga berkesudahan. Selamanya Alam Raya akan tetap ada.

Kelompok ini mengajukan teori yang disebut : closed universe. Menurut teori ini Alam semesta memiliki mekanisme tertutup, yang saling meniadakan dan saling mengisi secara otomatis. Dikatakan dalam teori ini jumlah energi di alam semsta ini = 0 (zero) , sehingga alam raya ini dalam keseimbangan selama-lamanya. Kalau di satu sisi (di alam raya) ini terjadi kehancuran, maka di sisi lain muncul yang mengimbangi sisi yang hancur tadi. Begini selamanya. Maka teori ini sama sekali tidak mengakui bahwa Alam Raya ini ada karena diadakan oleh Dzat Yang Maha Ada dan suatu saat akan ditiadakan oleh Dzat Yang Maha Meniadakan.

Kelompok kedua menganut Teori Open Universe. Mereka berpendapat bahwa dulunya alam raya ini tertata rapi. Lalu seiring dengan berjalannya sang waktu, kerusakan terus terjadi di  sana-sini, yang pada akhirnya alam raya akan rusak dan hancur, punah menjadi tiada.

Untuk menguatkan teorinya, penganut faham ini memberikan contoh berupa barang-barang di sekitar kita juga termasuk tubuh kita juga. Barang-barang yang dulunya baik dan utuh, lama kelamaan mengalami ke-aus-an atau kerusakan yang pada akhirnya lenyap, tubuh manusia mulanya kuat tetapi lama-kelamaan menua dan akhirnya mati dan hancur juga.

Kelompok kedua ini juga menengarai bahwa semakin hari ketidak teraturan sistem alam raya ini semakin meningkat dan ketika sampai puncaknya hancurlah alam semesta ini.

Kelompok ketiga, punya teori yang diyakini akan kebenarannya ialah : Alam Semesta ini dulunya tidak ada. Lalu terjadi proses penciptaan awal. Dan terus berkembang seperti yang sekarang ini. Dan entah nanti waktunya suatu ketika alam semesta ini akan kembali tidak ada lagi (lenyap).

Teori kelompok ketiga ini terus berkembang dan kian mendapat dukungan dari kaum ilmuwan juga kaum agamawan, yang pada gilirannya melahirkan teori penciptaan alam semesta yang sangat terkenal, ialah teori BIG BANG. Yang artinya LEDAKAN BESAR . Pengajuan teori Big Bang didasarkan pada kenyataan alam raya yang sekarang ini terus dan sedang berkembang, tidak diam. Pengembangan alam semesta saat ini masih tetap seperti yang dulu yaitu ditandai dengan adanya ledakan-ledakan besar, sebagaimana yang ddisaaksikan oleh para ilmuwan melalui teleskop Hubble yang diluncurkan oleh NASA pada tahun 1990. Dan yang lebih luar biasa lagi, hasil pemotretan ledakan itu tergambar dengan jelas sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur’an Suci :

“Maka apabila langit telah terbelah
 menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
 Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?”
(55:37-38).

Data yang tercatat dari teleskop yang sangat canggih itu mengkhabarkan bahwa semua benda langit terus bergerak saling menjauhi dan itu terjadi secara merata di seluruh penjuru langit.

Maka timbullah pertanyaan, kalau alam semsta ini terus berkembang, berarti dulunya alam semesta ini lebih kecil dan kalau dirunut ke belakang semakin lebih kecil lagi ?.

Para Pakar pendukung Teori ini memberikan kesimpulan bahwa : dulunya seluruh material di alam semesta ini berada dalam satu tempat yang sama, sebuah titik yang berukuran hampir tiada. Padahal material yang besarnya tak terhingga juga energi yang besar tak terkira menempati satu titik yang teramat kecil, akhirnya meledak dengan kekuatan yang luar biasa dahsyatnya, sehingga segala material cikal bakal alam semesta terhambur menempati segala penjuru langit. Itulah hari pertama penciptaan alam semesta.

Kejadian ini diperkirakan oleh para pakar astronomi terjadi lebih kurang 12.000.000.000 tahun yang lampau. Dalam kurun waktu 12 milyaard tahun itu  alam semesta mengalami pendinginan secara berangsur-angsur . Dalam masa itu tercipta benda-benda langit secara bertahap, seperti Nebula, galaksi, matahari, planet dan satelit. Akibat ledakan itu seluruh alam semesta kini mengembang  laksana sebuah balon karet yang ditiup .
Dan hal ini juga banyak yang mengingkari dan mendustakan, karena menurut mereka sejak dulu kala bumi dan langit sudah terpisah. Jadi mereka beranggapan kalau langit dan bumi pernah terpadu itu hanya bohong belaka.

Padahal

“Dan Apakah orang-orang Kafir tidak mengetahui,
bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian KAMI pisahkan antara keduanya.
Dan dari Air kami jadikan segala sesuatu yang hidup ,
maka mengapakah  merka tiada juga beriman?”
(21:30)

Ada beberapa tahapan proses penciptaan alam semesta ini, ialah :

Tahapan Pertama .
Ketika Alam semesta masih berupa bahan (cikal-bakal)  yang menurut bahasanya kaum ilmuwan disebut Sop Kosmos. Pada tahapan ini keadaan sop kosmos dalam kondisi sangat labil disebabkan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Dzat yang ada pada sop kosmos itu tidak dapat didifinisikan sesuai dengan ragam dzat yang ada pada saat sekarang. Bukan zat padat, bukan zat cair juga bukan zat gas. Semacam kumpulan energi yang sangat ekstrim. Sebab segala material dan energi dikompres dalam satu titik ini yang berukuran hampir nol, di mana ruang dan waktu juga berada di dalamnya . Ya, ketika itu waktu belum bergerak dan ruang belum tercipta . Semuanya terdapat dalam cikal-bakal alam semesta dalam ukuran hampir tiada.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa cikal bakal itu sebenarnya adalah sebuah ketiadaan . Alam Semesta ini muncul dari Tidak Ada menjadi Ada, melalui sebuah ledakan yang maha dahsyat. Sebelumnya ruang tidak ada, waktu juga tidak ada. Demikian pula material dan energi juga tidak ada. Yang ada hanyalah ketiadaan mutlak. Lalu diadakan oleh Dzat Yang Maha Ada. Melalui Sunnah-Nya berupa tahapan-tahapan yang berlaku dalam proses penciptaan. Jadfi pada mulanya tiada sesuatu apapun juga tiada sifat dan tiada pula dzat, kecuali Dia Yang Maha Ada. Kemudian Dia-lah yang menjadikan segala yang ada ini menjadi ada.  Betapa Maha Besar-Nya Dia, Dia-lah Allah Dzat Yang Maha Besar, yang tan kena kinaya apa. Dan saat-saat sebelum adanya sop kosmos akal manusia tak akan mampu menganalisa, otak manusia tak kuasa membayangkannya. Karena yang ada baru Yang Maha Qadim. Dialah Allah SWT tiada Tuhan melainkan Dia, Dialah Yang Maha Esa tiada satupun yang menyamaiNya.

Inilah Tahapan Pertama sangkan-paraning dumadi tentang purwaning jagat raya, alam semesta. Yang dicipta oleh Dzat Yang Maha Ada dalam hitungan 6 masa :



Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
(11 :7)

Tahap Kedua

Tahap ke-2 adalah tahap sesaat setelah ledakan besar tejadi, Pada detik pertama suhu  alam semesta turun (mendingin) dari tak terhingga menjadi lebih kurang 10 pangkat sepuluh derajat Kelvin atau setingkat dengan nsuhu di pusat matahari.. Seratus detik kemudian, suhu kembali turun diperkirakan 1.000.000.000 derajat Celcius, sama dengan suhu bintang yang paling panas . Beberapa jam kemudian ,mulailah terbentuk partikel-partikel elementer pembentuk alam semesta. Dari sini mulai tercipta atom-atom yang bermassa rendah seperti Hidrogen dan Helium.

Tahap Ketiga

 Dalam waktu jutaan tahun Alam semesta tidak terlalu mengalami perubahan yang berarti. Hanya pengembangan yang terus menerus berjalan menuju ke segala arah. Puluhan jenis unsur alam semesta mulai terbentuk . Ruang Alam semesta semakin membesar. Waktupun ikut bergerak maju.

Tahapan Keempat :
Dalam waktu miliaran Tahun, akibat pengelompokan atom-atom dan molekul yang bersenyawa terbentuklah benda-benda langit. Pada pembentukan awal-awal, terciptalah bintang-bintang atau gugusan bintang, dari material yang memang ada hanya di waktu itu, ialah Hidrogen dan Helium.

Hidrogen dan Helium ini masih tersisa di dalam Matahari maupun bintang-bintang di Alam Semesta. Dan setiap saat terjadi perubahan secara kontinyu 4 atom hydrogen menjadi satu Helium sehingga menghasilkan panas jutaan derajat. Dan panas itulah yang “menghidupi” planet-planet yang mengorbit di sekitar Matahari, termasuk di dalamnya Bumi yang kita tempati ini.

Tanpa Matahari, planet Bumi tidak akan mampu memunculkan kehidupan. Jika suatu ketika Matahari padam, maka  Bumi juga akan ikut ‘mati’. Dan memang, suatu saat nanti dalam waktu ratusan juta tahun yang akan datang  Matahari akan padam, yaitu ketika atom hydrogen (yang merupakan bahan bakar Matahari) habis terbakar  dan tinggal atom Helium, maka tiada lagi yang akan dibakar dan dengan sendirinya seperti generator listrik LTD yang habis  solarnya.

Menurut teori ini, Matahari kita ini terbentuk lebih kurang 5.000.000.000 tahun yang lalu. Dia, termasuk kelompok Matahari generasi kedua, karena diketahui di dalamnya mengandung gas-gas yang memiliki massa lebih besar daripada Hidrogen dan Helium, lebih kurang 2 prosen massa Matahari ternyata mengandung Oksigen dan Karbon.

Tahapan Kelima :
Adalah tahapan pemciptaan planet-planet, termasuk planet Bumi kita ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa Matahari dulunya adalah gas panas (nebula) yang berpusar . Di tengah pusarannya terbentuk Matahari. Sedangkan di pinggirannya terjadi pendinginan local yang lebih cepat daripada pusatnya. Akibat dari pendinginan ini terbentuklah padatan-padatan yang kemudian terpental akibat gaya putar (sentrifugal), dan inilah cikal bakal planet-planet, termasuk planet Bumi. Kejadian ini terjadi lebih kurang 5.000.000.000 tahun yang lalu. Jadi Bumi ini sudah tua sekali umurnya.
Alam Semesta sendiri berumur lebih tua lagi, diperkirakan mulai penciptan 12.000.000.000 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang, proses penciptaan ini belum berhenti. Setiap saat muncul planet-planet baru, setiap saat ada Matahari yang padam, setiap saat muncul Matahari yang baru., galaksi yang baru dst. Jumlah benda-benda langit hampir tak terhingga (memang tak terhingga menurut ukuran akal dan kekuatan manusia) . Di Alam semesta ini yang telah berhasil diamati oeh para ahli ada lebih dari 10 pangkat 80 partikel yang ada.

Dalam waktu yang bersamaan Alam Semesta juga terus berkembang. Sebagaimana hasil penelitian dan pengamatan  para Peneliti lewat Teleskop Hubble. Dan diperkirakan perkembangan ini akan berhenti setelah mencapai 15.000.000.000 tahun dari ledakan pertama.. Jadi kalau dihitung dari sekarang, pengembangan Alam  Semesta ini baru berhenti lebih kurang 3.000.000.000 tahun lagi. Dan mulai saat itu Alam Akherat akan dimulai sampai lebih kurang 15.000.000.000 tahun lagi.

Tahap Keenam :
Tahap penciptaan Makhluk Hidup sebagai Penghuni Bumi , hingga Drama Kehidupan Yang



MAKHLUK-MAKHLUK SESUDAH ALAM SEMESTA TERCIPTA


Besar dan luasnya Alam Semesta yang luar biasa ini, siapa yang menempati? Hanya manusia saja ? Tentu tidak. Ada makhluk lain selain manusia, tiga makhluk berakal dan tiga makhluk tidak berakal. Jadi ada enam jenis makhluk sebagai penghuni Alam Raya ini. Enam jenis itu ialah :

Pertama : Malaikat

Malaikat, dia makhluk berakal yang paling awal diciptakan oleh Allah dengan tugas sebagai ‘Pembantu ‘ Allah dalam mengurus Alam Semesta ciptaan-Nya. Meski demikian jangan lantas diartikan kalau Allah kewalahan sehingga perlu mengangkat pembantu yang bernama Malaikat ini. Allah sama sekali tidak akan pernah kewalahan, Maha Suci Allah dari hal semacam itu. Kalau Allah selalu dalam kesibukan dalam mengurus Alam semesta ini, memang ya, tetapi kesibukan-Nya tentu sangat berbeda dengan kesibukan makhluk-Nya.. (55:29).

Pada hakikatnya, yang sibuk mengurus Alam Semesta hanya Allah semata. Adapun Malaikat itu adalah bagian dari mekanisme yang dicipta Allah dalam interaksi-Nya dengan makhluk – makhluk-Nya, khususnya makhluk yang bernama Manusia.Karena  kalau komunikasi dengan manusia Allah tidak langsung bicara dengan manusia itu tetapi melalui Wahyu-Nya, atau dari balik tabir, atau dengan mengutus Malaikat. (42 : 51).

Badan Malaikat dicipta dengan bahan dasar Cahaya, lalau di dalamnya diberi Ruh oleh Allah, maka jadilah dia hidup dan mampu menjalankan tugas yang diembannya dengan sangat baik dan tidak pernah keliru. Karena badannya terbuat dari cahaya, maka dia memiliki keunggulan-keunggulan bila dibanding dengan makhluk yang lain, yang bahan bakunya selain cahaya, mialnya dari tanah atau dari api.Karena cahaya memiliki bobot yang super ringan, maka malaikat memiliki kecepatan gerak yang sangat tinggi. Kita bisa bayangkan, kecepatan cahaya adalah 300.000 Km per-detiknya.

Karena memiliki kecepatan yang sedemikian itu, maka malaikat memiliki waktu yang jauh sangat panjang bila dibanding dengan waktu makhluk lainnya, manusia misalnya.  Mendasar kepada Rumus Relativitas waktunya Albert Einstein, dengan rumusnya E = MC2 ( E = MC Kwadrat), maka sangat wajar kalau waktu yang dimiliki malaikat jauh berbeda dengan  waktu yang dimiliki manusia, karena malaikat memiliki kecepatan yang teramat jauh dari kecepatan manusia. Nanti akan kita diskusikan secara khusus yentang relatifitas waktu ini di waktu yang berbeda (kalau dikehendaki tentunya).. Bahkan satu hari waktunya Malaikat sama dengan 50.000 tahun waktunya manusia. (70:4).
Mengapa bisa demikian ? Menurut hasil penemuan para Ilmuwan terkini : makhluk yang memiliki kecepatan bergerak mendekati kecepatan cahaya , maka waktu akan bergerak lamban baginya.

Pada awal-awal kajian bersama saya, telah kita sepakati bersama bahwa Malaikat ini adalah jenis makhluk Allah yang tidak memiliki sifat untuk membangkang. Dengan kata lain Allah menghendaki tidak memberikan kebebasan memilih kepada Malaikat, tidak ada alternatif lain bagi malaikat kecuali total mengikuti kewajiban yang diberikan oleh Allah kepadanya, sesuai dengan job-job yang telah diterimanya. Ada Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu, ada yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia, ada yang bertugas mencabut nyawa dan lain-lain. Dan perlengkapan atau fasilitas sebaqgai penunjang tugas malaikat yang satu dengan yang lain tentu berbeda, sesuai dengan jenis tugas yang diembannya. (35:1).

Qur’an Suci tidak menginformasikan baahwa Malaikat itu berjenis kelamin, juga tidak mengkhabarkan tentang perkembang-biakan Malaikat, serta tidak memberikan ancar-ancar sampai seberapakah usia Malaikat.

Pada dasarnya dunia Malaikat berada di Langit Ketujuh dan berdimensi sembilan (Insya’allah akan kita bahas secara detail di kesempatan yang akan datang). Dia mampu menembus langit ke-enam- ke-lima, ke-empat,ke-tiga, ke-dua dan ke-satu.

Kedua Jin.

Makhluk berakal kedua adalah jenis Jin. Badan Jin diciptakan dari api yang sangat panas. (15:27). Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas . Dia memiliki kualitas dan energi yang jauh lebih rendah bila dibandang dengan Malaikat yang bahan-nya dari Cahaya. Masa Jenis Api(gelombang Panas) lebih berat dari pada MJ Cahaya, jadi Jin memiliki berat yang lebih besar dibanding Malaikat, maka jin lebih lamban dalam bergerak dan waktu yang dimiliki jin bergerak lebih cepat daripada waktu yang dimiliki Malaikat. Jin juga memiliki kelebihan seperti : bisa merambat kesegala macam jenis benda, juga bisa melentur menembus benda.

Makhluk jenis ini menempati dunianya yang berada di langit kedua dan berdimensi empat. Kalau Malaikat di Langit ketujuh, maka Malaikat mampu dengan mudah menjelajahi dunia-nya Jin, sebaliknya Jin tidak mampu menjelajahi dunianya Malaikat. Meskipun sebagian Jin ada yang berusaha dengan Ip-Tek mereka untuk bisa mendekati dunia Malaikat  untuk mecari dan mencuri dengar informasi dunia malaikat. (37:10).

Kalau Malaikat didesain oleh Allah sebagai Makhluk Penurut (tiada pilihan lain kecuali menurut), Jin diberi kemerdekaan untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik. (Tetapi tidak diberi kemerdekaan untuk memilih tidak memilih). Dalam bahasa lain : Makhluk Jenis Jin ini ada yang baik ada yang jahat, ada yang kafir ada yang tha’at.  Sedangkan Jin yang jahat disebut Syetan, mirip dengan manusia yang jahat juga disebut syetan (114:6).

Jenis (Bangsa) Jin lebih muda dari Bangsa Malaikat, tetapi lebih tua dari  Bangsa Manusia. Ada berbagai hadits (ahad) dari kalangan kaum sufie syiah mengkhabarkan bahwa selisih penciptaan Jin dan Manusia itu ada lebih kurang 5.000 tahun. Yang pasti Bangsa Jin itu sudah ada lebih dulu dari Bangsa Manusia. Dan sangat wajar bila Peradaban dan Ilmu Pengetahuan yang berkembang di dunia Jin sudah jauh lebih maju dari Ip-Tek dan Peradaban di Dunia Manusia.

Karena merasa lebih dulu ada (lebih senior) dan mnemiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki Bangsa Manusia, maka pada waktu Adam dilantik sebagai Khalifah di muka Bumi, Bangsa Jin yang dimotori Iblis menentang pengangkatan Khalifah ini. Iblis selalu berusaha agar kewibawaan Sang Khalifah bisa dijatuhkan. Mungkin di benak para Jin Pembangkang ini merasa kenapa tidak dari mereka yang di angkat menjadi Khalifah. Karena mereka merasa mampu menembus dan menjelajahi dunia dan langit Bangsa Manusia, sedangkan manusia tidak mampu menembus dan menjelajahi dunia mereka, mereka mampu melihat manusia dan manusia tidak bisa melihat mereka. Tetapi Allah sungguh Maha Mengetahui sehingga menetapkan Bangsa Manusia yang diberi kepercayaan untuk menjadi Khalifah. Buntutnya, Iblis mengajak sebagian habitatnya untuk berjuang melawan Allah dan berusaha agar Bangsa manusia bisa dikuasai dan diarahkan menuju kehancuran.

Oleh karenanya, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, mengingatkan agar kita senantiasa menjadi hamba-hambaNya yang Ikhlash dalam mengabdi kepada-Nya. Karena segala reka-yasa dan usaha Jin Pengikut Iblis tidak akan mempan menyesatkan hamba-hambaNya yang Mukhlish. (15:39 - 40).

Dan kecemburuan sebagian Bangsa Jin semakin menjadi-jadi ketika pasca pengangkatan Rasul Pertama Adam AS, Rasul-Rasul berikutnya juga diangkat oleh Allah dari kalangan Bangsa Manusia, dan tidak ada satupun dari Bangsa Jin yang diangkat menjadi Rasul. Bahkan kalau mereka ingin menjadi Jin yang benar mereka mesti belajar kepada Bangsa Manusia (tentu saja dengan cara mereka), sebagaimana yang mereka lakukan ketika mereka berdesakan untuk bisa melihat sekaligus meniru cara-cara ibadah yang benar yang dilakukan oleh Nabi Suci saw. (72 : 19}.

Intinya, meski diberi kebebasan untuk memilih sesungguhnya tugas Jin dan Manusia itu sama, yaitu agar mengabdi kepada Allah SWT. (51:56). Tetapi kalau mereka memilih tidak mau menjalankan tugas pengabdian, resikonya jelas kelak akan menjadi penghuni Neraka Jahanam (15 : 43).

Ketiga Manusia.

Manusia makhluk berakal termuda, Badannya terbuat dari unsur Tanah. Kalau Malaikat dan Jin badan mereka bersifat Energial karena terbuat dari bahan gelombang electromagnetic (yang satu cahaya dan yang satu api/gelombang panas), badan manusia bersifat material, karena terbuat dari bahan bio-kimiawi (sari pati tanah). Oleh karenanya MJ manusia paling berat bila dibanding dengan MJ Jin dan Malaikat. Dan dengan sendirinya, waktu yang dimiliki manusia sangat berbeda jauh dengan waktu yang dimiliki Malaikat dan berbeda dengan waktu yang dimiliki Jin. Karena Manusia memiliki gerakan yang paling lamban bila dibanding dengan keduanya (malaikat dan jin). Dan Bangsa Manusia menempati Langit terendah yaitu di langit pertama dengan dimensi tiga.

Di langit pertama inilah Bangsa Manusia hidup, di permukaan Planet Bumi. Langit pertama ini biasa disebut Langit Dunia, Langit yang berhiaskan bintang-bintang (37:6).
Padahal, Allah menciptakan Langit itu ada tujuh demikian juga halnya dengan Bumi (65:12), kalau langit kita itu langit pertama lalu di mana langit kedua yang konon ditempati Bangsa Jin berada? Lalu langit ketiga, keempat, kelima dan keenam di mana dan siapa yang menempati? Juga Langit ketujuh yang diteempati sebagai dunianya Bangsa Malaikat ?. Insya’allah akan kita bahas dan kita kaji bersama di lain kesempatan, karena untuk mengkaji masalah itu memerlukan waktu yang cukup lama, juga bisa mengaburkan bahasan yang sedang kita bicarakan.

Keempat dan Kelima : Binatang dan Tumbuhan.

Tumbuhan dan Binatang adalah jenis Makhluk Allah yang tidak berakal, mereka tidak dibebani kewajiban sebagaimana yang dibebankan kepada Manusia atau Jin. Pun demikian jangan dikira mereka tidak beribadah, mereka beribadah dengan cara mereka (24:41).
Keberadaan kedua bangsa makhluk ini bahannya sama dengan bahan manusia, yaitu bio-kimiawi yang berasal dari tanah. Maka merekapun dunianya juga sama dengan dunia manusia, yaitu di langit pertama. Dan memang keberadaan kedua bangsa makhluk ini adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai penunjang kehidupan dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.           
Tumbuhan dan Binatang, diciptakan lebih tua daripada bangsa Manusia dan Bangsa Jin. Keduanya merupakan Perintis Kemakmuran Bumi. Tumbuhan diadakan untuk membangun pembentukan mekanisme oksigen yang menjadi syarat terbentuknya kehidupan manusia. Tumbuhan menyerap CO2 dari udara dan berbagai zat dari tanah , untuk kemudian menghasilkan Oksigen , sebagai hasil fotosintetis.
Setelah keberadaan Tumbuhan sudah menghasilkan oksigen sehingga di atmosfir sudah banyak oksigen yang cukup untuk menunjang kehidupan , maka Allah memulai menciptakan Binatang. Berbagai jenis tumbuhan dan berbagai macam Binantang diciptakan secara simultan , dengan dimulai dari perairan (21:30, 24:45).
Dari perairan itu lantas Allah memindahkan kehidupan menuju daratan . Maka muncullah berbagai binatang darat. Ada Bangsa Reptilia yang melata (berjalan dengan perut), ada jenis Unggas yang berjalan dengan kedua kakinya, ada jenis mamalia yang berjalan dengan kaki empat dsb-dsb.
Permulaan kehidupan tersebut, diperkirakan terjadi 3,5 milyard tahun yang lalu. Sedang Bumi sendiri baaru berusia 5 milyard tahun. Jadi persiapan bumi untuk menampung makhluk hidup material itu dibutuihkan waktu milyaran tahun. Dimulai ketika masih sangat panas bagian dari Nebula yang berpusar , berangsur-angsur dan sistematik mendingin dan akhirnya siap untuk menampung makhluk hidup. Meskipun dalam hitungan waktu bumi terjadi milyaran tahun, namun Allah menyebutnya hanya dalam waktu dua hari saja. {41:9) .
Dan setelah fasilitas kehidupan di bumi tercukupi maka Allah menciptakan Ras Manusia Modern (manusia yang sudah mampu menggunakan akalnya dan mampu diamanati Agama) diperkirakan 50.000 tahun yang lalu. Di zaman itulah Adam diciptakan, sebagai generasi pertama Manusia Modern. Manusia modern ini jauh berbeda dengan Manusia Purba walaupun bentuk phisiknya sama, tetapi kalau Manusia Purba (menurut Bahasanya malaikat) hanya mampu menumpahkan darah di muka bumi, tetapi kalau manusia modern sudah bisa memberi nama-nama benda, membedakan jenis dan kegunaan berbagai macam benda di sekitarnya dan sudah mengenal Allah sebagai Tuhannya. (2:30,31,32,33).

Keenam : Benda Mati.

Untuk menunjang agar manusia bisa hidup dan nyaman dalam menjalani kehidupan, Allah telah menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan manusia. Mulai dari sandang, pangan (berasal dari tumbuhan dan hewan) dan sebagainya. Semua benda-benda diciptakan oleh Allah untuk keperluan manusia, manusia tidak perlu membuat sendiri benda-benda yang diperlukannya. Tinggal mengambil saja  Atau manusia tinggal mencari dan memproses sesuai dengan kebutuhannya.  (11:6).
Allah meletakkan dasar keseimbangan di dalam segala ciptaan-Nya. Selama manusia mengelola anugerah Allah itu dengan keseimbangan, maka kebutuhan manusia akan tercukupi sampai kapanpun. Tetapi jika cara mengelolanya dengan serampangan dan disemangati nafsu keserakahan , maka anugerah-anugerah itu akan cepat punah dan kerusakan melanda bumi di mana-mana di lautan maupun di daratan (30:41).
Bahkan kalau dalam mengelola anugerah Allah itu manusia  hanya mengikuti suara hawa nafsunya, akan bisa membinasakan semua yang ada di bawah langit dan di muka bumi ini. (23:71).

(Bersambung)

Rabu, 30 Maret 2011

MATERI KAJIAN AHAD PAGI


   .: WANITA PENGHUNI NERAKA :.
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد :

Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakanNya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat tinggal bagi kaum kafirin dan pelaku dosa. 
"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya." (QS. As-Sajdah : 19-20)

Setiap Muslim yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah.
Pada kajian kali ini, kita akan membahas tentang wanita-wanita penghuni neraka. Sebelumnya alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim : 6).
Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.”
Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari neraka.”
 
Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Maka takutlah kamu kepada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah : 24)
Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya beliau bersabda :

«نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِى يُوقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ ». قَالُوا وَاللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَإِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهَا مِثْلُ حَرِّهَا ». مسلم (7344).
“Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam. Mereka berkata: demi Allah, (sungguh) ia telah cukup (untuk membakar orang orang yang kafir dan berdosa) wahai Rasulullah, beliau bersabda: Sungguh ia telah dilipatkalikan atasnya sebanyak 69 bagian, semuanya seperti panasnya (api dunia).” (HR. Muslim no. 7344)
Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.

Wanita Adalah Kebanyakan Penghuni Neraka
Tentang hal ini, Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam bersabda :

 اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Dari Usamah bin Zaid –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah –Shalallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

«قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ، وَإِذَا أَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوسُونَ إِلاَّ أَصْحَابَ النَّارِ فَقَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ». رواه مسلم (رقم:7113).
"Aku berdiri di depan pintu surga, lalu (kulihat) kebanyakan orang yang masuk kedalamnya adalah orang orang miskin, dan orang-orang yang kaya ditahan kecuali penghuni neraka mereka disuruh untuk masuk ke neraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka, maka (kulihat) kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah wanita." (HR. Muslim, no. 7113)   
Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi - Shalallahu'alaihi wasallam - bersabda :

( إن أقل ساكني الجنة النساء ). رواه مسلم (7118).
“Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118)
Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas seraya berkata :

(قال علماؤنا: إنما كان النساء أقل ساكني الجنة لما يغلب عليهن من الهوى و الميل إلى عاجل زينة الدنيا لنقصان عقولهن أن تنقدن بصائرها إلى الأخرى فيضعفن عن عمل الآخرة والتأهب لها ولميلهن إلى الدنيا والتزين بها و لها ثم مع ذلك هن أقوى أسباب الدنيا التي تصرف الرجال عن الأخرى لما لهم فيهن من الهوى والميل لهن فأكثرهن معرضات عن الآخرة بأنفسهن صارفات عنها لغيرهن سريعات الانخداع لداعيهن من المعرضين عن الدين عسيرات الاستجابة لمن يدعوهن إلى الأخرى و أعمالها من المقتين). التذكرة
Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)
Hadits-hadits diatas menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.


Ciri-Ciri Wanita Penghuni Neraka
 
Jika kita membaca hadits Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam tentang penghuni neraka, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga, diantaranya :
1.     Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya
Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu'alaihi wasallam melihat Surga dan neraka, seraya bersabda :

((...ورأيت النار فلم أر منظرا كاليوم قط ورأيت أكثر أهلها النساء قالوا: بم يا رسول الله ؟ قال بكفرهن قيل أيكفرن بالله ؟ قال: يكفرن العشير ويكفرن الإحسان لو أحسنت إلى إحداهن الدهر كله ثم رأت منك ما تكره قالت ما رأيت منك خيرا قط )) رواه البخاري.

“ … Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya: “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam?” Beliau Shalallahu'alaihi wasallam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR.Bukhari, no. 1053, dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)
Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam :

(لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكَرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ). رواه النسائي في السنن الكبرى (رقم:9086) والبزار في مسنده (2349). وصححه الشيخ الألباني في الصحيحة (رقم: 289).
“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri suaminya sedang ia selalu membutuhkannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra (9086) dan Al Bazzar dalam Musnad-nya (2349) dari Abdullah bin ‘Amr). Dishohihkan oleh Syaikh Albani (no. 289)
Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan SurgaNya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika demikian keadaannya, maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya, agar mereka tergolong ke dalam orang-orang yang mensyukuri Allah Ta'ala, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam dalam sabda beliau :

(( لا يشكر الله من لا يشكر الناس )). أبو داود (رقم: 4813).
"Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia."

2.     Durhaka Terhadap Suami (النشوز)
Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin.
Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya, sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri meminta dithalaq atau dikhulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-ngaku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.
Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah RasulNya Shalallahu'alaihi wasallam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya.
Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam :

« أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلاَقًا فِى غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ ».
“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055) Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam "Shohih Sunan Abu Daud" (no. 1928)
Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu.
Dalam hadits Rasulullah bersabda :

(إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأت لعنتها الملائكة حتى تصبح) وفي لفظ (فبات و هو عليها غضبان لعنتها الملائكة حتى تصبح). ولفظ الصحيحين أيضا: (إذا باتت المرأة هاجرة فراش زوجها فتأبى عليه إلا كان الذي في السماء ساخطا عليها حتى يرضى عنها زوجها).
"Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima') lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai Subuh." Dalam riwayat : "lalu ia tidur malam sedang suaminya murka, maka para malaikat akan melaknatnya sampai Subuh." Dalam riwayat lain : "Apabila istri diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang di langit (Allah) akan murka kepadanya sampai ia minta keridhaan suaminya."
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu.
Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.
Dalam hadits Rasulullah bersabda :

((لا يحل لامرأة تؤمن بالله و اليوم الآخر أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه ولا تأذن في بيته إلا بإذنه)) أخرجه البخاري.
"Tidak boleh bagi perempuan yang beriman dengan Allah dan hari akhirat berpuasa (sunat) sedang suaminya bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak mengizinkan (seseorangpun) masuk ke dalam rumahnya kecuali dengan izinnya."
Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri, maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya. (Dinukil dari kitab An-Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan)
Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Ketahuilah wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia, kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah, di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya yang sabar menempuhnya. Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya.
Rasulullah bersabda:
«حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ». رواه مسلم (7308).
"(Jalan ke) Surga dipenuhi dengan rintangan rintangan dan (jalan ke) neraka dipenuhi dengan syahwat." (HR.Muslim, no. 7308, dari Anas bin Malik –radhiyallahu 'anhu-)
Dan ketahuilah bahwa suamimu wahai saudariku Muslimah adalah surgamu atau nerakamu, jika kamu mentaatinya balasanmu adalah surga, akan tetapi sebaliknya jika kamu mendurhakainya maka nerakalah balasannya, sebagaimana dalam hadits:

(أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مِحْصَنٍ أَخْبَرَ عَنْ عَمَّةٍ لَهُ أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِبَعْضِ الْحَاجَةِ فَقَضَى حَاجَتَهَا فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ قَالَتْ: نَعَمْ قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ ؟ قَالَتْ: مَا آلُوهُ، إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ). رواه النسائي في السنن الكبرى (رقم:8913) وأحمد في المسند (رقم:27352) وصححه الألباني في الصحيحة (رقم:2612).
"Abdullah bin Mihshan mengabarkan dari bibinya, bahwasanya ia masuk menemui Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam, lalu Rasulullah berdiri (pergi) untuk sebagian keperluannya, lalu ia memenuhi kebutuhannya, dan beliau bertanya kepadanya: Apakah kamu mempunyai suami? Ia menjawab: Ya, beliau bertanya: bagaimana (sikap/layanan) kamu kepadanya, ia menjawab: Saya tidak membiarkannya (selalu memperhatikannya) kecuali jika saya tidak mampu, maka Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam bersabda: "Perhatikanlah sikapmu (layananmu) kepadanya, sesungguh ia adalah surgamu dan nerakamu."
Maksudnya adalah: ia (suami) adalah penyebab istri masuk surga dengan keridhaannya, dan juga penyebab istri masuk neraka dengan kemurkaannya, maka hendaklah para istri bermu'amalah dengan baik dan memberikan layanan yang terbaik dan tidak menyelisihi perintahnya selagi dalam keta'atan kepada Allah.
Dalam hadits RasulullahShalallahu'alahi wasallam- bersabda:

(لو كنت آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها). رواه الترمذي.
"Jika aku menyuruh seorang sujud kepada seseorang tentu akan aku suruh istri sujud kepada suaminya."
Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.

3.     Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata: Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam bersabda :

« صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا ». رواه مسلم (رقم: 5704).
Dua golongan dari penghuni nereka yang tidak (pernah) aku lihat: suatu kaum yang memiliki cambuk (cemeti) seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka (karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya), kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim, no. 5704 )
Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah mengomentari hadits diatas seraya berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu'alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya :

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka kecuali yang tampak darinya.” (QS. An-Nur : 31)
Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .”
Dan ini adalah termasuk dosa besar sebagaiamana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitabnya (Az zawajir 'anil iqtiraafil kabaair), dosa besar no. 108.
Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita.
Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.
Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri. Oleh karenanya, Allah menyuruh mereka untuk menetap di rumah dan melarang bertabarruj, sebagaimana dalam firmanNya:
 
“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.

Sebagian Amalan yang Menyelamatkan dari Neraka
Dari salah satu hadits diatas kita dapatkan Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaatiNya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)

Ukhti muslimah !!..
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari adzabnya. Amin.
Wallahu a’lam bishshawwab.

(SUMBER : MAKTABAH SALAFY-UMS)