Pembajakan kitab tidak hanya
dilkukan oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah di Lebanon terhadap kitab Sirajut Thalibin karya Syekh Ihsan Jampes. Belakangan diungkap beberapa manipulasi dalam kitab terbitan Timur Tengah yang beredar di Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang KH Aziz Masyhuri mengungkapkan, dalam kitab Al-Adzkar terbitan Saudi Arabia, salah satu bagian penting yang menjelaskan tentang ajaran tentang berdoa dengan perantara atau tawashul sengaja dihapus, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Wahabi. Padahal kitab yang dikaji di berbagai pesantren itu ditulis oleh ulama Sunni yang menganjurkan tawashul.
Saat berkunjung ke redaksi NU Online pertengahan bulan lalu, mantan ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ini menuturkan, dirinya telah lama menemukan manipulasi itu, bahkan sejak awal awal tahun 2000.
Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut.
Menurut Kiai Aziz, pihaknya sempat mengirumkan surat protes kepada pihak penerbit Saudi Arabia atas sepengatahuan Dr KH Agil Al Munawwar, menteri Agama saat itu, tetapi surat protes itu tidak pernah ditanggapi oleh mereka.
Ia menduga masih banyak kitab yang sisinya sudah diacak-acak seperti itu. Karenanya ia meminta PBNU dan kalangan pesantren untuk kritis terhadap keaslian kitab yang dikaji.
”Kita perlu terus mentashih kembali kitab-kitab yang akan dikaji di pesantren, agar tidak menyebabkan kepincangan dan kesesatan,” katanya
Sesepuh NU yang rajin menghimpun arsip NU ini juga berharap agar penyelidikan terhadap kasus pembajakan kitab Sirajut Thalibin sekaligus dijadikan momentum untuk mengkaji kitab yang ada, baik dari segi hak cipta maupun dari segi matan atau isinya agar bila terjadi penyimpangan bisa segera di luruskan.
“Ini salah satu bentuk menjaga nilai-nilai Aswaja yang saat ini memang sedang banyak menghadapi tantangan baik dari kelompok liberal yang marak di kalangan muslim Timur Tengah, maupun rongrangan dari kelompok fundamentalis Islam sebagaimana dilakukan terhadap kitab Al-Adzkar tersebut,” katanya.
Komentarku ( Mahrus ali )
Anda menyatakan dalam artikel itu :
Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang KH Aziz Masyhuri mengungkapkan, dalam kitab Al-Adzkar terbitan Saudi Arabia, salah satu bagian penting yang menjelaskan tentang ajaran tentang berdoa dengan perantara atau tawashul sengaja dihapus, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Wahabi. Padahal kitab yang dikaji di berbagai pesantren itu ditulis oleh ulama Sunni yang menganjurkan tawashul.
Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah tidak salah pernyataan anda , coba di cek lagi , bila benar baik. Tapi bila keliru ,maka anda menyampaikan sesuatu yang sifatnya merugikan anda sendiri sebagai sesepuh NU . Di samping menyesatkan umat . Betapa besar dampak perbuatan anda ini. Tiada jeleknya bila di koreksi lagi , apakah anda tidak salah menyampaikan hal itu kepada masarakat .
Setahu saya , di kitab adzkar yang asli tidak menyebutkan masalah tawassul dengan mayat apalagi menganjurkannya . Apalagi anda katakan di hapus karena bertentangan dengan ajaran wahabi. Konyol sekali bila benar . Tapi bila keliru maka celaka orang yang berdusta untuk umat . Saya sudah cek di kitab saya atau di internet , ternyata pembahasan Imam Nawawi tentang tawassul di kitab Imam Nawawi adzkar itu tidak ada . Dan yang di hapus bukan masalah itu , tapi ini :
Dalam http://www.soufia.org/vb/showthread.php ada keterangan :
حَذْفُ الْوَهَّابِيَّةِ قَوْلَ الْامَامِ الْنَّوَوِيِّ رَحِمَهُ الْلَّهُ فِي كِتَابِ الْأَذْكَارِ
فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ رَسُوْلِ الْلَّه صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَجَعَلُوْهُ
(فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ مَسْجِدِ رَسُوْلِ الْلَّهُ صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ رَسُوْلِ الْلَّه صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَجَعَلُوْهُ
(فَصْلٌ فِي زِيَارَةِ مَسْجِدِ رَسُوْلِ الْلَّهُ صَلَّي الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
Penghapusan kaum Wahhabi terhadap perkataan Imam Nawawi rahimahullah dalam kitab Adzkar
Fasal dalam mengunjungi makam Rasulullah saw
dan mereka ( wahabi ) membuat
(Fasal dalam berziarah ke masjid Rasulullah saw)
Fasal dalam mengunjungi makam Rasulullah saw
dan mereka ( wahabi ) membuat
(Fasal dalam berziarah ke masjid Rasulullah saw)
Komentarku ( Mahrus ali )
Jadi itu penggantian dari penerbit , lalu mengapa wahhabi di salahkan.
Bukan masalah tawassul sebagaimana anda katakan .Bila ingin tidak berdampak di akhirat anda harus merevisi perkataan anda di NU online sebagaimana anda menyebarkan pernyataan itu di NU online tsb. .
Jadi kitab aslinya tertulis : Fasal tentang ziarah ke kuburan Rasulullah SAW, lalu di ganti dengan Fasal tentang ziarah ke masjid Rasulullah SAW. Ini menurut penerbit lebih baik . Karena ada hadis :
882- حَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ: لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَمَسْجِدِ الأَقْصى
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 20 كِتَابُ فَضْلِ الصَّلاَةِ فِي مَسْجِدِ مَكَّةَ وَاْلمَدِيْنَةِ : 1 بَابُ فَضْلِ الصَّلاَةِ فِي مَسْجِدِ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةِ
882.Abu Hurairah ra menuturkan: “Nabi saw bersabda: “Janganlah berpergian dengan kendaraan menuju suatu tempat, kecuali menuju ketiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjidil Aqsa.” (Bukhari, 20, Kitab Fadhlush Shalat fii Masjidi Mekah wal Madinah, 1, bab keutamaan tempat di antara kubur dan mimbar Rasulullah saw).
Allu`lu` wal marjan 418/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : Misykatul mashobih ,nomer hadis: 693.
Ibnu Taimiyah berkata :
وَهَذَا مَالِكٌ كَرِهَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُلُ : زُرْت قَبْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَعْظَمَهُ
Ini Imam Malik tidak suka seorang lelaki berkata : Aku berziarah ke kuburan Rasulullah SAW dan beliau menganggapnya besar . Majmu` fatawa 17/1
Pada hal Imam Malik adalah tokoh penghuni Medinah , saat itu , penduduk Medinah tidak berani mengatakan : Saya berziarah ke kuburan nabi , tapi aku pergi ke masjid Nabi.
Dan masalah ini pembahasannya panjang dan saya cukupi sekian saja karena hilafnya tajam sekali .
Anda menyatakan lagi :
Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut
Komentarku ( Mahrus ali )
Coba saya tunjukkan data aslinya sbb :
Itulah halaman dlm kitab Shawi . Kalimat yang di warnai merah itu yang di ganti oleh penerbit . Bunyinya sbb :
وَقِيْلَ هَذِهِ الْايَةُ نَزَلَتْ فِي الْخَوَارِجِ الَّذِيْنَ يُحَرِّفُوْنَ تَأْوِيْلَ الْكِتَابِ وَالْسُّنَّةِ وَيَسْتَحِلُّوْنَ بِذَ لِكَ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ وَامْوَالَهُم كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآنَ فِي نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِارْضِ الْحِجَازِيُقَالُ لَهُمْ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ انَّهُمْ عَلَى شَيْئٍ اَلاَ اِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الْشَّيْطَانُ فَاَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللهِ اوْلَئِكَ حِزْبُ الْشَّيْطَانِ أَلاَ اِنَّ حِزْبَ الْشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ. نَسْأَلُ اللهَ الْكَرِيْمَ اَنْ يَقْطَعَ دَابِرَهُمْ.
Artinya: Dalam satu keterangan dikatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kaum Khawarij yang menyimpangkan ta’wil Al Qur’an dan Sunnah dan dengan itu mereka menghalalkan darah dan harta orang-orang muslimin sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang . Orang-orang seperti mereka pada masa ini yaitu sekte bernama Wahhabiyah di tanah Hijaz (Saudi Arabia). Mereka mengira bahwa mereka berada dalam kebaikan. Ketahuilah sungguh mereka itu adalah para pendusta yang telah digoda Syetan lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (Al Mujadalah:19). Kita memohon kepada Allah yang mulia semoga Dia menghancurkan kekuatan mereka . (Lihat Tafsir Ash Shawi terbitan Isa Al Baby Al Halaby Mesir pada Juz 3 halaman 307-308)
Komentar seperti itu di gunakan oleh Syekh Ahmad Ash Shawi Al Maliki dalam kitab tafsirnya Asshawi untuk mentafsiri ayat sbb :
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (فاطر:8)
Artinya: “Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena Kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat” (Fathir:8)
Mana yang di ganti , lihat gambar sbb :
Gambar di atas adalah halaman yang katanya sudah di robah , ternyata masih ada , hanya kalimat ini yang di hapus :
كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآنَ فِي نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِارْضِ الْحِجَازِيُقَالُ لَهُمْ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ انَّهُمْ عَلَى شَيْئٍ اَلاَ اِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ
Orang-orang seperti mereka pada masa ini yaitu sekte bernama Wahhabiyah di tanah Hijaz (Saudi Arabia).. Mereka mengira bahwa mereka berada dalam kebaikan. Ketahuilah sungguh mereka itu adalah para pendusta.
Saya melihat banyak kitab – kitab tafsir seperti tafsir Ibnu Katsir , Nasafi , Fathul qadir , Jalalain , al Muyassar , namun saya tidak menjumpai para ahli tafsir yang mentafsiri ayat ke 8 Fathir itu untuk kaum wahabi sebagaimana yang di lakukan oleh Ahmad Asshawi . Apalagi dia mengatakan bahwa ayat itu di turunkan untuk orang – orang Khawarij . Sekarang kalau mau ngawur dalam mentafsiri ayat memang begitulah liku – liku jalannya . Tapi bila kita mau jujur dalam mentafsiri ayat maka kita akan meminta padanya mana dalilnya bahwa ayat tsb di turunkan untuk orang Khawarij . Harus ada dalil , karena Rasulullah SAW sebagai figur yang menjelaskan ayat – ayat al quran sebagaimana ayat :
ِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,[1]
Bagaimana akal kita bisa menerima , Khowarij itu baru tumbuh ketika khilafah Ali bin Abu Thalib , lalu ayat ini di turunkan ketika Rasulullah SAW masih hidup , dan Ali bin Abu Thalib masih belum menjadi Khalifah , lalu di katakan ayat Fathir 8 itu di turunkan untuk kaum Khowarij . Inilah kekeliruan yang harus di buang tapi malah di dukung . Sungguh keblinger orang yang mendukungnya dan beruntunglah orang yang menggunakan akalnya.
Lalu pengarang itu menyamakan khowarij dengan wahabi yang mendirikan negara Islam Saudi arabia . Apakah kita yang mendukung negara Jahiliyah ini di katakan ahlis sunnah yang masuk surga , sedang wahabi Saudi yang mendirikan negara Islam , memeraktekkan hukum Kisas di negaranya di katakan Khowarij yang akan masuk Neraka . Sungguh kita ini merasa di bodohi , tapi kita malah mendukung kekeliruan itu .
Anda sesepuh NU menyatakan lagi :
Selain kitab Al-Adzkar, dalam kitab Tafsir Shawi, misalnya, ditengarai terjadi penmghapusan beberapa baris, sehingga memenggal isi pokok kitab tersebut
Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah membuang penyebutan Wahabi sebagai Khawarij yang keliru itu di katakan memenggal isi pokok kitab tsb , sungguh pembaca ini keblinger bila tidak menyalahkan pendapat tsb . Jadi isi pokok tafsir Asshawi itu menyebut wahabi sebagai khowarij , lalu saya katakan lagi thariqat Khalwati yang di anut oleh pengarang tafsir ini tidak di golongkan thariqat ahli bid`ah .? Yang jelas , thareqat Kholwatiyah itu juga banyak kesesatannya
Dalam http://www.sd-sunnah.com/vb/showthread.php terdapat keterangan sbb :
Ada keterangan lagi sbb :
السَمَانِيّةُ طَرِيْقَةٌ اشْتَهَرَتْ فِي الْسُّوْدَانِ بِالْدَّعْوَةِ الَى عِبَادَةِ الْقُبُوْرِ وَ الْغُلُوِّ فِي الْصَّالِحِيْنَ وَ اشْتَهَرَتْ بِكِتَابَةِ اْلاَحْجِبَةِ( رُقْيَةٌ عِبَارَةٌ عَنْ طَلَاسِمَ مَخْلُوْطَةٍ بِالْقُرْآَن تُكْتَبُ فِي رُقْعَةٍ و تُعَلَّقُ عَلَى الْرَّقَبَةِ اَوِ الْعَضُدِ) الشَّيْطَانِيْة و الَّذِي لَا يَعْرِفُهُ الْكَثِيرِونَ مِنَّا اَنَّ هَذِهِ الاَحْجِبَةَ عِبَارَةٌ عَنْ نَوْعٍ مِنْ انْوَاعِ الْسِّحْرِ وَ الِاسْتِعَانَةِ بِالْجِنِّ وَ هَذِهِ الْطَّرِيْقَةُ وَرَثَتْ هَذَا الْسِّحْرَ كَابِرْ عَنْ كَابِر فَهَذَا هُوَ شَيْخُ الْطَّرِيْقَةِ الْخَلْوتِيَّةِ يُبَيِّنُ و يَتَكَلَّمُ عَنْ سَنَدِه فِي عُلُوْم الْسِّحْرِ وَ الْكَهَانَة ِ
Thariqat Asamanah dikenal di Sudan sebagai thariqat yang menyerukan untuk menyembah kuburan dan hiperbola ( berlebihan ) dlm mengagungkan orang – orang saleh , populer juga tentang menulis jimat ( Bacaan jimat campuran dengan Quran ditulis dalam kertas dan digantungkan pada leher atau lengan atas) ia jahat sekali , dan banyak dari kita tidak tahu bahwa jimat ini adalah jenis sihir dan minta bantuan pada jin dan Tarekat ini ini mewarisi sihir ini dari leluhurnya . Ini Syekh tarekat kholwatiyah menunjukkan dan berbicara tentang rantai sanad dalam ilmu sihir dan meramal
يَقُوْل أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَالِكِي الصَّاوِى فِى حَاشِيَتِهِ شَرْحِ الْخَرِيْدَةِ الْبَهِيَّة ص 149 (( ..... سَيِّدِي مُحَمَّدٍ الْخَلْوَتِي .... أَخَذَ عَنِ الْشَّيْخِ دِمِرْدَاش فَأَحَبَّهُ و قَرَّبَهُ و شَغَّلَهُ بِالْطَّرِيْقِ وَ أَخْلَاهُ ( اى اَدْخَلَهُ الْخَلْوَةَ )) مِرَارًا ، وَ ظَهَرَتْ نَجَابَتُهُ وَجَدَّ وَ اجْتَهَدَ وَ اشْتَهَرَ وَ تَلَقَّى عَنْهُ عِلْمَ الاَوْفَاقِ وَ الْحَرْفَ و َالزيّرَجَّة و الْرَّمَل فَأَتْقَن ذَلِكَ .....))
Kata Ahmad bin Mohammed Al-sawi al-Maliki di Hasyiyah Syarah al Khoridah al bahiyah h. 149 ((..... .... Sidi Mohamed Al kholwati mengambil tarikat ( berguru ) dariSyaikh Dmrdash lalu beliau cinta padanya dan dekat dengannya lalu di beri tugas untuk mengikuti tariqat , lalu di masukkan ke dalam kholwah ( kamar kosong ) (yaitu, dia memasukkan sendiri)) berulang-ulang, dan tampaklah kecerdasannya , kesungguhannya dan bekerja keras dan telah mashur , lalu di ajari al aufaq ( ilmu rajah – rajah / jimat ) , ilmu huruf dan Zergh, romal , lalu pandai dan mampu....))
Komentarku ( Mahrus ali )
اَمَّا الزيرَجَةُ - طُرُقٌ مُعَقَّدَةٌ مُعَيَّنَةٌ تُسْتَخْدَمُ لِمَعْرِفَةِ اَجْوِبَةِ الْمَسْائِلِ - وَ الْرَّمَلُ- الْخَطُّ فِى الْرَّمَلِ خُطُوْطاً مُعَيَّنَةً لِمَعْرِفَةِ بَعْض الْمَغِيبَاتِ - فَهِىَ مِنَ الْطُرُقِ الْمَعْرُوْفَةِ عِنْدَ الْكَهَنَةِ لِمَعْرِفَةِ الْغَيْبِ وَ هِىَ مِنَ الْطُّرُقِ الْمُحَرَّمَةِ الَّتِى لَمْ يَجْعَلْهَا الْلَّهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى طَرِيْقَةً مِنْ طُرُقِ مَعْرِفَةِ الْغَيْب .
Zerojah – adalah metode kompleks tertentu yang digunakan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan - Sedang Romal adalah garis - garis di pasir tertentu untuk melihat beberapa gaib yang tak terlihat – Ia adalah salah satu metode yang populer dikalangan para dukun untuk mengetahui gaib . Ia termasuk jalan terlarang yang Allah tidak membuatnya sebagai jalan pengetahuan tentang yang gaib.
Komentarku ( Mahrus ali )
Seorang mukmin bagaimanakah bisa menebak masa depan orang , apakah tidak mungkin dia yang di tebak menjadi orang yang terhina disisi manusia tapi derajatnya hebat di mata Allah . Atau mungkin juga dia yang di tebak nanti menjadi pejabat yang menjadi idola rakyat , ternyata preman di mata Allah karena korupsinya masih tersembunyi dan belum terungkap di media massa. Menebak masa depan siapapun baik mukmin maupun kafir tidak di benarkan sebagaimana ayat :
قُلْ لاَ أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلاَ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ(50)
Artinya "Katakanlah : Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) Aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. Al-An'am:50]
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.
و لِمَن لَا يَعْلَمُ فَإِنَّ أَحْمَدَ الصَّاوِى كَانَ شَيْخاً لِلْطَّرِيقَةِ الْخَلْوَتِيَّةِ وَ لَا يَخْفَى عَلَيْنَا ايْضاً انَّنَا اثَبَتْناَ اَنَّ اْلاَوْفَاقَ وَ عِلْمَ الْحَرْفَ مِنَ الْسِّحْرِ فَهَذَا جَمَع بَيْنَهُمْ الِاثْنَيْن سِحْرٌ و َكَهَانَة
Dan untuk orang-orang yang tidak tahu , sesungguhnya Ahmed El sawi adalah syaikh Thareqat al kholwatiyah , kita tidak ragu lagi , kita juga membuktikan bahwa kita sadar Al aufaq, Ilmu huruf termasuk sihir dan dan dia mampu mengumpulkan dua perkara antara sihir dan perdukunan .
وَ عِنْدَنَا اْلاَنَ مِنْ فُرُوْعِ الْطَّرِيْقَةِ الْخَلْوَتِيَّةِ فِى الْسُّوْدَانِ الْطَّرِيْقَةُ السَمَانِيّةُ الَّتِى يَنْتَمِى إِلَيْهَا الْبُرْعِي و هَذَا ايْضاً يُفَسِّرُ لَنَا ايْضًا مُمَارَسَةَ الْبُرْعِي لِلْسِّحْر وَ ادِّعَاءَهُ عِلْمَ الْغَيْبِ لَهُ وَ لِمَشَايِخِهِ
Dan sekarang disisi kami terdapat cabang - cabang thariqat al kholwatiyah di Sudan yaitu thariqat Asamaniyah yang di ikuti oleh Borai. Bukti ini juga menjelaskan Borai juga punya praktek sihir, dan klaimnya memiliki pengetahuan tentang yang gaib untuk dia dan Syaikh- syaikhnya .
Komentarku ( Mahrus ali )
Jadi Syaikh Ahmad Asshowi yang menuduh ayat Fathir 8 untuk khowarij tanpa dalil , lalu di libatkan pula wahabi di dalamnya ternyata dia sekalipun punya karya banyak kitab arab adalah menjadi mursyid tarekat kholwati yang di kenal selain mengajarkan dzikir , juga jimat , rajah dan perdukunan .
Saya sendiri tidak heran bila tokoh ahli bid`ah yang punya banyak karangan ternyata terjerumus dalam kesyirikan yang besar walaupun demikian masih merasa benar dan membelanya lalu menyatakan di muka pengikut – pengikutnya bahwa dia di pihak benar dan orang – orang yang bertentangan dengannya adalah sesat. :Lihat saja DR Muhammad bin Alwi al Maliki , siapa yang tidak kagum dengannya , dunia di mukanya , uang tinggal bawa saja , segala apa yang dia maukan bisa di capai . Banyak orang yang mengagungkannya . Tapi ternyata dia juga terjerumus dalam kesirikan lihat saja syair nya sbb :
وَلَمَّا رَأَيْتُ الدَّهْرَ قَدْ حَارَبَ اْلوَرَى
جَعَلْـتُ لِنَفْسِي نَعْـلَ سَيِّدِهِ حِصْنًا
تَحَصَّنْتُ مِنْهُ فِـي بَدِيْعِ مِـثَـالِهَا
بِسُـوْرٍ مَنِيْعٍ نِلْتُ فِـي ظِلِّهِ اْلأَمْنَا
جَعَلْـتُ لِنَفْسِي نَعْـلَ سَيِّدِهِ حِصْنًا
تَحَصَّنْتُ مِنْهُ فِـي بَدِيْعِ مِـثَـالِهَا
بِسُـوْرٍ مَنِيْعٍ نِلْتُ فِـي ظِلِّهِ اْلأَمْنَا
Ketika saya melihat masa ( penderitaan ) telah menyerang manusia
maka aku menjadikan diriku berlindung di bawah sandal Nabi SAW
Aku berlindung dalam contoh yang terbaik
dengan dinding yang tahan , aku mendapat keamanan dlm naungannya ( sandal tadi )
maka aku menjadikan diriku berlindung di bawah sandal Nabi SAW
Aku berlindung dalam contoh yang terbaik
dengan dinding yang tahan , aku mendapat keamanan dlm naungannya ( sandal tadi )
Komentarku ( Mahrus ali )
Berlindung di bawah sandal Nabi SAW seolah berlindung di balik pagar yang kokoh yang menjamin keamanan .
Lihat kitab karangan DR Muhammad bin Al wi Dzakhoir Muhammadiyah 265 .Dan lihat di blog ini dengan judul:” Terkenal wali tapi syirik “.
Lihat pula kisah Gus Miek yang di agungkan oleh ahli bid`ah , kuburannya di ziarahi ,di ambil berkah minumannya ternyata malamnya sering melakukan kemaksiatan .
Semoga Allah memberikan bimbingan kepada kita agar bisa mengetahui kesalahan agar bisa menghindarinya , mengetahui kesyirikan supaya kita tahu bahwa diri kita ini harus berjuang untuk menghindari sirik , baik untuk keluarga , teman dan orang – orang yang memusuhi kita . Sebab tugas tabligh itu tugas suci dan menyimpan ilmu sekalipun aman – aman saja , tapi kelak di akhirat akan kacau belau dan resiko menghadapi tuntutan di hari manusia dengan gagahnya tidak memiliki daya untuk bela diri , apalagi membela orang lain .
Dalam http://www.azahera.net/showthread.php?t=6071 terdapat keterangan :
Syaikh Ahmad bin Yusuf menyatakan
اِلَهِي تَوَسَّلْنَا إِلَيْكَ بِنَاظِــــــمٍ **لأََسْمَائِكَ الْدَّرْدِيرِ شَيْخِـــي وَذُخْرِنَا
وَيَارَبِّ بِالحَفْنِي ثُمَّ بِشَيْخــِـهِ **وَأَشْيَاخِــهِمْ طَهِّرْ مِــنَ الْرَّيْن قَلْبَنَا
Wahai Tuhanku ! kami bertawassul dengan pembikin Nadhoman nama – namaMu Addardiri – guruku dan simpananku ( modalku ) untuk kontak denganMU
Wahai Tuhanku dengan pangkat alhaffni lalu dengan gurunya dan guru – guru mereka bersihkan hati kami dari kotoran ( Teyeng )
.
كَذَلِكَ بِالصَّاوِي أَحْمَدَ شَيْخُنَا **إِمَامِ الْوَرَي مَنْ لِلْطَّرِيقـــــــةِ أَعْلَنَّا
فَيَارَبِّ نَوِّرْنَا بِأَنْوَارِ سِـــــرِّهِ ** وَفِي سِلْكِهِ انْظِمْنَا وَبِاللُّطْفِ حَفَّنَا
وَبَلِّغْهُ فِي الْدَّارَيْنِ كُلَّ مُرَادَهُ **وَأَتْبَاعَــــهُ يَا سَامِعًا لِدُعـَــــــــائِنَا
كَذَلِكَ بِالصَّاوِي أَحْمَدَ شَيْخُنَا **إِمَامِ الْوَرَي مَنْ لِلْطَّرِيقـــــــةِ أَعْلَنَّا
فَيَارَبِّ نَوِّرْنَا بِأَنْوَارِ سِـــــرِّهِ ** وَفِي سِلْكِهِ انْظِمْنَا وَبِاللُّطْفِ حَفَّنَا
وَبَلِّغْهُ فِي الْدَّارَيْنِ كُلَّ مُرَادَهُ **وَأَتْبَاعَــــهُ يَا سَامِعًا لِدُعـَــــــــائِنَا
Serta dengan pangkat Syaikh Ahmad asshowi ** Imam manusia – yaitu orang yang menunjukkan kami terhadap tarekat
Wahai Tuhan ku , terangilah kami dengan cahaya – cahaya rahasia ( hatinya )
Wahai Tuhan ku , terangilah kami dengan cahaya – cahaya rahasia ( hatinya )
Dan tertibkan kami dalam golongannya
Dan dengan kelembutanMu , liputilah kami
Dan berilah dia bisa mencapai semua kehendaknya di dunia dan ahirat
Begitu juga para pengikutnya , wahai Tuhan pendengar doa kita.
Komite tetap riset ilmiyah dan fatwa Saudi menerangkan sbb:
إِنَّ اْلاِسْتِغَاثَةَ بِاْلأَمْوَاتِ وَدُعَاءَهُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَوْ مَعَ اللهِ شِرْكٌ أَكْبَرُ يَخْرُجْ مِنْ مِلَّةِ اْلإِسْلاَمِ، سَوَاءٌ كَانَ الْمُسْتَغَاثُ بِهِ نَبِيًَّا أَمْ غَيْرَ نَبِيٍّ، وَكَذٰلِكَ اْلاِسْتِغَاثَةُ بِالْغَائِبِيْنَ شِرْكٌ أَكْبَرُ يَخْرُجُ مِنْ مِلَّةِ اْلإِسْلاَمِ وَاْلعِيَاذُ بِاللهِ، وَهٰؤُلاَءِ لاَ تَصِحُّ الصَّلاَةُ خَلْفَهُمْ لِشِرْكِهِمْ. أَمَّا مَنِ اسْتَغَاثِ بِاللهِ وَسَأَلَهُ سُبْحَانَهُ وَحْدَهُ مُتَوَسِّلًا بِجَاهِهِمْ أَوْ طَافَ حَوْلَ قُبُوْرِهِمْ دُوْنَ أَنْ يَعْتَقِدَ فِيْهِمْ تَأْثِيْرًا وَإِنَّمَا رَجَا أَنْ تَكُوْنَ مَنْزِلَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ سَبَبًا فِي اسْتِجَابَةِ اللهِ لَهُ فَهُوَ مُبْتَدِعٌ آثِمٌ مُرْتَكِبٌ لِوَسِيْلَةٍ مِنْ وَسَائِلِ الشِّرْكِ، وَيُخْشَى عَلَيْهِ أَوْ أَنْ يَكُوْنَ ذٰلِكَ مِنْهُ ذَرِيْعَةً إِلَى وُقُوْعِهِ فِي الشِّرْكِ اْلأَكْبَرِ. وَنَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُعِيْنَكُمْ عَلَى نَشْرِ التَّوْحِيْدِ وَنُصْرَةِ الْحَقِّ وَجِهَادِ الْمُبْتَدِعِيْنَ.
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيّنَامُحَمَّدٌ ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Fatwa Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa (c 1 / p. 73)
Minta – minta pada orang - orang mati dan berdoa kepada selain Allah, atau bersamaNya syirik besar keluar dari agama Islam. Sama saja minta bantuan pada nabi atau lainnya, Begitu juga minta – minta kepada orang gaib – juga syirik terbesar dan keluar dari agama Islam, semoga Allah melindungi kita dari padanya . , tidak sah melakukan salat di belakang mereka karena mereka syirik. Mereka yang berteriak atau istighosah kepada Allah dan meminta Dia saja Maha suci dan Maha Esa
Minta – minta pada orang - orang mati dan berdoa kepada selain Allah, atau bersamaNya syirik besar keluar dari agama Islam. Sama saja minta bantuan pada nabi atau lainnya, Begitu juga minta – minta kepada orang gaib – juga syirik terbesar dan keluar dari agama Islam, semoga Allah melindungi kita dari padanya . , tidak sah melakukan salat di belakang mereka karena mereka syirik. Mereka yang berteriak atau istighosah kepada Allah dan meminta Dia saja Maha suci dan Maha Esa
Mereka bertawassul dengan pangkat mereka atau berkeliling di sekitar kuburan mereka tanpa berpikir mereka bisa berpengaruh , tetapi diminta agar status mereka menyebabkan Allah merespon doanya maka ia adalah pelaku bid`ah yang berdosa yang melakukan sarana dari sarana syirik. Ditakutkan bahwa ini adalah dalih untuk jatuh di dalam syirik. Kami meminta Allah untuk membantu Anda untuk mempublikasikan Tauhid ,menegakkan hak dan jihad terhadap pelaku kebid`ahan . Semoga Allah memberi taufik dan memberi rahmat kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabat – sahabatnya [1]
Komentarku ( Mahrus ali )
Untuk apakah merendahkan diri , meminta – minta kepada mayat sekalipun para nabi . Hal itu adalah kekeliruan yang nyata sebagaimana ayat :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ مَنْ لاَ يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdoa kepada selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?[2]
Apakah mereka itu tidak ingat dengan firmanNya :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ اْلأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللهِ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).[3]
Sesepuh NU itu berkata lagi
Ia menduga masih banyak kitab yang sisinya sudah diacak-acak seperti itu. Karenanya ia meminta PBNU dan kalangan pesantren untuk kritis terhadap keaslian kitab yang dikaji.
Komentarku ( Mahrus ali )
Tunjukkan mana kitab – kitab yang anda anggap di acak – acak , tunjukkan , saya akan menjawabnya dengan mudah dan rasional , juga realistis .
Maaf ndak bisa memberikan komentar. Ndak paham..... thank,
BalasHapus