TANYA :
● Apakah Tasawwuf itu Bid'ah?
JAWABAN :
● Abul Hasan Al-Fusyandi, seorang tabi’in yang hidup sezaman dengan Hasan Al-Bisri (w. 110H./728 M.) mengatakan: “ Pada zaman Rasulullah saw., tasawuf ada realitasnya, tetapi tidak ada namanya. Dan sekarang, ia hanyalah sekedar nama, tetapi tidak ada realitasnya.”
Pernyataan ulama dari kalangan tabi’in ini bisa menjadi acuan untuk menjawab pertanyaan Anda. Memang benar, tidak ada istilah tasawuf pada zaman Rasulullah saw. Namun, realitasnya ada dalam kehidupan dan ajaran Rasul saw. seperti sikap Zuhud, Qona’ah, Taubat, Ridha, Shabar, dll. Nah, kumpulan dari sikap-sikap mulia seperti ini dirangkum dalam sebuah nama yaitu Tasawuf.
Seperti dalam perkuliahan, ada yang disebut Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dll. Nah, kumpulan materi perkuliahan ini kemudian disebut MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum). Oleh sebab itu, ketika Imam Ahmad menulis buku tentang tasawuf, beliau tidak memberi nama kitab itu dengan Kitaab At-Tasawuf. Akan tetapi, beliau memberi nama kitab itu dengan Kitaab Az-Zuhud (Kitab tentang Zuhud).
Kalau kita cermati isi kitab tersebut, hampir seluruh isinya membicarakan persoalan-persoalan yang ada dalam kajian tasawuf. Jadi, kita tidak perlu mempersoalkan nama, yang penting realitas atau substansinya. Dalam mengarungi hidup, kita harus punya jiwa zuhud, qana’ah, taubat, muraqabatullah, ‘iffah, dll.
Anda boleh (tidak termasuk bid’ah) memberi nama untuk sederet istilah itu dengan nama Tasawuf. Namun kalau Anda tidak suka dengan istilah Tasawuf dengan alasan istilah tersebut tidak dipakai pada zaman Rasulullah saw., pakai saja istilah lain seperti yang digunakan Imam Ahmad yaitu ilmu Zuhud.
Yang pasti, materi yang dibahas dalam ilmu zuhud dan ilmu tasawuf substansinya sama, yang berbeda hanyalah masalah nama. Apalah arti sebuah nama, yang penting substansinya! Adapaun makna Tasawuf, kita bisa lacak dari asal-usulnya.
Para ahli mengatakan bahwa:
1. Tasawuf berasal dari kata “As-suuf” artinya bulu atau kain wol yang kasar. Kemudian kata As-Suuf diberi akhiran “ya” (As-Suufiya) yang dinisbahkan kepada orang yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang kesederhanaan. Lawan pakaian sutera yang merupakan simbol kemewahan. Kemudian seseorang yang lebih mengutamakan kesederhanaan disebut Sufi.
2. Tasawuf berasal dari kata Ahl-Shuffah yaitu sekelompok shahabat miskin yang hijrah ke Madinah dan tidak memperoleh tempat tinggal. Sehingga Rasulullah saw. menempatkan mereka di serambi masjid. Tempat itu dinamakan Suffah, sedangkan para penghuninya disebut Ahl-Shuffah. Dari kata Suffah inilah lahir kata Tasawuf.
3. Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theosophos. Theo artinya Tuhan dan Sophos artinya hikmah. Dengan demikian Tasawuf berarti hikmah ketuhanan. Pada umumya yang berpendapat demikian adalah para orientalis.
Dalam perkembangan berikutnya, para ahli memberikan banyak definisi mengenai hal ini, sehingga Annemarie Schimmel mengatakan, sulit mendefinisikan tasawuf secara komprehensif, karena kita hanya bisa menyentuh salah satu aspeknya saja. Walaupun susah mencari makna yang komprehensif, namun kita perlu mengutip salah satu pengertian tasawuf yang disampaikan seorang tokoh sufi modern yaitu Al-Junaid Al-Baghdadi (w. 289 H.) yang menyebutkan, “Tasawuf adalah riyadhah (latihan) membebaskan hati dari hayawaniyyah (sifat yang menyamai binatang) dan menguasai sifat basyariah (kemanusiaan) untuk memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian yang suci, berpegang pada ilmu dan kebenaran, dan benar-benar menepati janji terhadap Allah swt. dan mengikuti sunah Rasululullah saw.”
Mencermati definisi ini, bisa kita simpulkan bahwa tasawuf adalah latihan untuk membersihkan jiwa dari sifat-sifat kebinatangan dan mengisinya dengan akhlak mulia melalui pelaksanaan ajaran agama yang benar dengan mengikuti apa yang disunahkan Rasulullah saw. Wallahu A’lam.
SUMBER : percikaniman.org
● Apakah Tasawwuf itu Bid'ah?
JAWABAN :
● Abul Hasan Al-Fusyandi, seorang tabi’in yang hidup sezaman dengan Hasan Al-Bisri (w. 110H./728 M.) mengatakan: “ Pada zaman Rasulullah saw., tasawuf ada realitasnya, tetapi tidak ada namanya. Dan sekarang, ia hanyalah sekedar nama, tetapi tidak ada realitasnya.”
Pernyataan ulama dari kalangan tabi’in ini bisa menjadi acuan untuk menjawab pertanyaan Anda. Memang benar, tidak ada istilah tasawuf pada zaman Rasulullah saw. Namun, realitasnya ada dalam kehidupan dan ajaran Rasul saw. seperti sikap Zuhud, Qona’ah, Taubat, Ridha, Shabar, dll. Nah, kumpulan dari sikap-sikap mulia seperti ini dirangkum dalam sebuah nama yaitu Tasawuf.
Seperti dalam perkuliahan, ada yang disebut Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dll. Nah, kumpulan materi perkuliahan ini kemudian disebut MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum). Oleh sebab itu, ketika Imam Ahmad menulis buku tentang tasawuf, beliau tidak memberi nama kitab itu dengan Kitaab At-Tasawuf. Akan tetapi, beliau memberi nama kitab itu dengan Kitaab Az-Zuhud (Kitab tentang Zuhud).
Kalau kita cermati isi kitab tersebut, hampir seluruh isinya membicarakan persoalan-persoalan yang ada dalam kajian tasawuf. Jadi, kita tidak perlu mempersoalkan nama, yang penting realitas atau substansinya. Dalam mengarungi hidup, kita harus punya jiwa zuhud, qana’ah, taubat, muraqabatullah, ‘iffah, dll.
Anda boleh (tidak termasuk bid’ah) memberi nama untuk sederet istilah itu dengan nama Tasawuf. Namun kalau Anda tidak suka dengan istilah Tasawuf dengan alasan istilah tersebut tidak dipakai pada zaman Rasulullah saw., pakai saja istilah lain seperti yang digunakan Imam Ahmad yaitu ilmu Zuhud.
Yang pasti, materi yang dibahas dalam ilmu zuhud dan ilmu tasawuf substansinya sama, yang berbeda hanyalah masalah nama. Apalah arti sebuah nama, yang penting substansinya! Adapaun makna Tasawuf, kita bisa lacak dari asal-usulnya.
Para ahli mengatakan bahwa:
1. Tasawuf berasal dari kata “As-suuf” artinya bulu atau kain wol yang kasar. Kemudian kata As-Suuf diberi akhiran “ya” (As-Suufiya) yang dinisbahkan kepada orang yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang kesederhanaan. Lawan pakaian sutera yang merupakan simbol kemewahan. Kemudian seseorang yang lebih mengutamakan kesederhanaan disebut Sufi.
2. Tasawuf berasal dari kata Ahl-Shuffah yaitu sekelompok shahabat miskin yang hijrah ke Madinah dan tidak memperoleh tempat tinggal. Sehingga Rasulullah saw. menempatkan mereka di serambi masjid. Tempat itu dinamakan Suffah, sedangkan para penghuninya disebut Ahl-Shuffah. Dari kata Suffah inilah lahir kata Tasawuf.
3. Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theosophos. Theo artinya Tuhan dan Sophos artinya hikmah. Dengan demikian Tasawuf berarti hikmah ketuhanan. Pada umumya yang berpendapat demikian adalah para orientalis.
Dalam perkembangan berikutnya, para ahli memberikan banyak definisi mengenai hal ini, sehingga Annemarie Schimmel mengatakan, sulit mendefinisikan tasawuf secara komprehensif, karena kita hanya bisa menyentuh salah satu aspeknya saja. Walaupun susah mencari makna yang komprehensif, namun kita perlu mengutip salah satu pengertian tasawuf yang disampaikan seorang tokoh sufi modern yaitu Al-Junaid Al-Baghdadi (w. 289 H.) yang menyebutkan, “Tasawuf adalah riyadhah (latihan) membebaskan hati dari hayawaniyyah (sifat yang menyamai binatang) dan menguasai sifat basyariah (kemanusiaan) untuk memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian yang suci, berpegang pada ilmu dan kebenaran, dan benar-benar menepati janji terhadap Allah swt. dan mengikuti sunah Rasululullah saw.”
Mencermati definisi ini, bisa kita simpulkan bahwa tasawuf adalah latihan untuk membersihkan jiwa dari sifat-sifat kebinatangan dan mengisinya dengan akhlak mulia melalui pelaksanaan ajaran agama yang benar dengan mengikuti apa yang disunahkan Rasulullah saw. Wallahu A’lam.
SUMBER : percikaniman.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar