Khutbah Idul Fithri 1 Syawal 1432 H.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd,
Hadlirin Yang Berbahagia,
Sunatullah terus berjalan tiada pernah berhenti, Bumi terus beredar mengintari Matahari, matahari terus berthawaf mengelilingi pusat galaksi Bima sakti, Ya masa terus beredar, dunia terus berputar, hari terus berganti, waktu terus berjalan ke depan tak pernah berhenti, sehingga dari segala peristiwa itu mengantarkan kita bertemu dengan hari ini, hari idul fitri 1 syawal 1432. Hari yang fithri, hari nan mulia, hari pertama yang mengikuti Ramadhan yang baru saja kita lewati. Setelah sebulan penuh kita menempa dan melatih diri, menempuh ujian dengan menahan diri, dengan dilandasi Imanan wah tisaban untuk meraih derajat muttaqien, kitapun bertemu dengan hari idul fitri. Karenanya, sungguh sangat wajar bila kita merasakan perasaan yang teramat bahagia, karenanya kitapun serentak mengumandangkan Takbir, mengagungkan asmaNya. Allahu Akbar…. Allah yang maha besar, hanya Allah yang besar selain Dia kecil adanya, Allahu Akbar suatu pengakuan dari seorang hamba akan kebesaran Tuhannya, pengakuan seorang manusia bahwa dirinya tak ada apa-apanya bila dibanding dengan kebesaran Tuhannnya, sehingga tidak ada sedikitpun hak bagi manusia untuk merasa lebih mulia sehingga merendahkan manusia lainnya. Allahu Akbar….. suatu ungkapan tekad bahwa tidak akan mudah manusia tergiur oleh gemerlapnya mas dan berlian, tidak mudah tergiur oleh tinggi pangkat dan empuknya kursi jabatan, karena semuanya itu tak ada apa-apanya bila dibanding dengan keagungan Allah SWT. Allahu Akbar- Allahu Akbar, tekad yang bulat dikumandangkan dengan segenap rasa, seakan menggoncang dunia membedah angkasa dan merontok-kan bintang-bintang dari tangkainya. Allahu Akbar-Allahu Akbar walillahilhamd.
Hadlirin Yang berbahagia, kita persembahkan pujian kepada Allah SWT, karena hanya Dia yang berhak dipuji dengan sepenuh hati dalam segala kondisi dan situasi. Hari ini adalah hari raya Idul Fitri, yang berarti kita mesti kembali kepada fitrah manusia sejati, yang diciptakan oleh Allah semata-mata hanya untuk mengabdi kepada Allah, sang Ilahi rabbi.
= dan tidaklah Kami menjadikan Jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu =
Dengan Idul Fitri ini marilah kita sejenak menengok kebelakang, menengok bekas-bekas tapak dan jejak yang pernah kita lalui, apakah selama ini kita masih setia meniti garis edar yang telah ditentukan buat kita yang akan bermuara kepada ridla Ilhai rabbi , ataukah sebaliknya kita sudah jauh melenceng meninggalkannya, memilih garis lain yang akan berujung kepada penderitaan dan penyesalan ?. Hanya diri kita masing-masing yang mengetahui.
Pun demikian, tidak salahlah kiranya bila di hari yang fitri ini kita kembali mengingat, peristiwa sejarah yang pernah dilalui oleh manusia generasi pertama, ialah Adam AS yang kita percayai sebagai nenek moyang kita. Kita ingat betul, bahwa Adam di awal mula kehidupannya ditempatkan oleh Allah di tempat yang mulia laksana taman Firdaus, yang di sana dia tidak kekurangan apa-apa karena fasilitas untuk menopang kehidupannya sudah tersedia, di tempat itu Adam dan istrinya dibebaskan untuk berbuat apa-apa, hanya satu yang tak diperbolehkan ialah mendekati pohon larangan yang kita kenal dengan sebutan pohon kuldi.
35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya kehidupan Adam dan keluarganya saat itu sudah cukup bahagia, karena kebutuhan hidupnya sudah tercukupi. Namun, karena bisikan syetan yang menjelma menjadi suara hawa nafsunya yang membisikkan rayuan gombal , Adam dan istrinya menginginkan lebih dari apa yang telah mereka nikmati, lebih parahnya lagi mereka menginginkan mewujudkan keinginannya itu secara instan, tidak lagi mempertimbangkan ajaran-ajaran kebenaran yang diajarkan Allah SWT, tetapi memilih mengikuti suara Iblis yang membisikkan bahwa bila mau mengambil buah dari pohon yang oleh Allah dilarang mendekati itu, dia akan hidup kekal dalam kebahagiaan sorga.
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[948] dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
(Thaha : 120)
Akibatnya hadlirin yang berbahagia, sebagaimana kita ketahui, justeru karena itu Adam terusir dari kebahagiaan hidup dan menderita karenanya, namun demikian Alhamdulillah Adam tidak terus larut dalam pembangkangan, dia segera sadar dan diapun kembali ke garis edarnya, dan Allahpun mengampuninya.
Allahu Akbar-Allahu Akbar, walillahilhamd.
Sesungguhnya, kisah Adam pada waktu itu, tidak berhenti di situ saja. Iblis bersama kerabatnya tak pernah berhenti beraksi, kalau keberhasilan Iblis dalam menggelincirkan Adam tidak berlangsung lama karena Adam segera bertaubat dan Allah mengampuninya, maka Iblispun melanjutkan aksinya mengalihkan sasaran bidiknya, yaitu kepada Anak dan keturunan Adam, model dan modus operandinyapun tak banyak berbeda, kalau kepada Adam dikisahkan Iblis merayu Adam dengan rayuan kalau Adam mengikuti ajakannya akan kekal dalam kebahagiaan sorga, maka kepada anak-cucu Adam diluncurkan rayuan di hati mereka kalau anak-cucu Adam mau mengikuti sarannya dijanjikan akan memperoleh kebahagiaan hidup dan terbebas dari penderitaan dunia. Dan kita serta seluruh umat manusia yang hidup di abad ini adalah keturunan Adam itu. Maka setiap saat Iblis mendatangi kita, merasuki hawa nafsu kita, membisikkan rayuan agar kita mau mendekati dan menguasai pohon terlarang, yang disebut oleh Iblis sebagai pohon kuldi itu, tentu saja wujudnya tidak mesti berupa pohon yang berbatang, bercabang, beranting dan berdaun, namun dalam bentuk yang lain sesuai dengan dunia dan komunitas kita.yang intinya berupa ajakan untuk berbuat yang bertentangan dengan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunah, yang menurut pertimbangan hawa nafsu yang telah kerasukan bisikan syetan akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan. Dan nampaknya, di segala lini kehidupan, Iblispun banyak berhasilnya, terbukti masih banyaknya petani yang terjebak oleh keinginan secara instan untuk meraup hasil produksi yang berlipat ganda, namun cara yang ditempuh ialah melenceng dari garis edarnya.Sebenarnya bila mau menjalankan pengolahan tanah dan mengelola tanaman dengan tetap setia kepada ajaran Allah ialah tetap melestarikan tekad menjaga lingkungan hidup dan mempertahankan konservasi tanahnya, dia akan tetap hidup dan tidak kekurangan makan. Namun ketika bisikan syetan datang, timbullah keinginan secara instan meningkatkan penghasilan, akhirnya menjadi lupa dan atau tidak menyadari ditempuhnya cara-cara yang bisa merugikan dirinya sendiri seperti : penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, penggunaan obat-obatan isectisida yang melebihi batas, pengekplotasian air permukaan tanah secara berlebihan dsb-dsb, akibatnya apa ? Semakin hari kesuburan tanah semakin berkurang dan cenderung menjadi gersang, hama-hama semakin meraja lela dan semakin kebal terhadap obat-obatan. Di dunia perdagangan dan perniagaanpun sering kita jumpai, para pedagang dan Pengusaha yang juga terkecoh mengikuti rayuan syetan, ketidak jujuran dalam menimbang dan mengukur masih sering terjadi, penipuan kualitas barangpun masih marak, pembajakan hak cipta seolah merupakan hal-hal yang biasa.
Pertanian dan perdagangan itu sekedar contoh di sector terkecil. Bagaimana di sector yang lain?. Di sector lainpun setan tetap exist dan aktif menjalankan missinya. Sering kita dengar di obrolan masyarakat, sudah menjadi rahasia umum, apa yang harus ditempuh bila seseorang ingin memperoleh pekerjaan menjadi PNS, Polisi dan atau Pekerjaan lain yang layak dan terhormat?. Sogok dan suap dianggap sesuatu yang sangat biasa. Padahal sesungguhnya hati nurani yang bersih mengakui betapa keji dan nistanya tindak suap dan sogok menyogok ini, sekeji dan senista pelacur yang menjajakan cinta.
“la’anallah ‘alaa rusyi wal murtasyi” Allah melaknat penyogok dan penerima sogok, KUHP mengancam penyuap dan penerima suap, tetapi kenyataannya? Masih sering kita dengar berita : untuk menjadi Guru yang mengajarkan moral justeru diawali dengan melakukan perbuatan yang tidak bermoral, untuk menjadi penegak hukum mesti melalui dengan perbuatan yang melanggar hukum, masya’allah………
Itu yang terjadi di dunia pencari kerja, yang lain? Betapa mengerikannya berita-berita yang sering kita dengar,
Mulai dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi namanya Korupsi sudah menjadi barang yang teramat biasa. Bukan hal yang mengejutkan ketika kita mendengar adanya pejabat yang merampok uang rakyat, tidak terlalu mengherankan ketika seorang Kepala Sekolah merekayasa dalam mengelola dana BOS, BUP, DAK dsb untuk dialirkan ke tempat yang tidak sebenarnya. Terdengar sangat wajar, bila kita mendengar adanya rekayasa dan penyelewengan dana APBN, ABPD, ADD, dsb. Hal ini terjadi karena bisikan syetan yang mengajarkan bahwa mengkhinatai amanah akan membawa kepada kehidupan yang berkecukupan di bidang harta yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan hidup. Itulah bisyikan syetan yang pernah dibisikkan kepada nenek moyang kita Adam dan tetap dilanjutkan kepada generasi berikutnya.
Sungguh, di dunia pemberitaan dan social lainnya Syetan terus beraksi, mempengaruhi dan memprovokasi hati-hati yang lemah iman. Akibatnya, dapat kita lihat seringnya diketemukan wartawan palsu dan wartawan amplop dan kativis-aktivis LSM yang justeru menambah kacaunya peradaban dunia khususnya Indonesia.
Allahu Akbar-Allahu Akbar Allahu Akbar.
Kitapun wajib mengakui, bahwa tidak semua petani, pedagang, pencari kerja, pejabat, aparat, wartawan dan aktivis LSM seperti itu. Masih ada dan masih banyak yang baik, masih banyak yang menjunjung tinggi ke – SETIAAN HATINYA. Namun, bila ulah-ulah sebagian yang tidak baik seperti tersebut di depan tetap dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan terus menjalar menular yang akhirnya akan menenggelamkan kehidupan bangsa dan rakyat di negeri ini ke dalam penderitaan neraka dunia maupun akherat. Na’udzubilahi mindzalik.
Hadlirin yang berbahagia, demikianlah potret kehidupan yang terpampang di hadapan kita, dan boleh jadi kita termasuk di dalamnya. Maka di hari yang fitri ini, di mimbar khutbah idul fitri ini, saya serukan kepada diri saya sendiri dan hadlirin semuanya, marilah kita kembali berjalan mengikuti garis edar yang telah diajarkan oleh Allah kepada kita. Marilah kita bersama kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunah rasulillah saw.
Kepada bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara2 yang merasa sebagai orang tua, marilah kita sama-sama sadar, bahwa kenakalan remaja dan pemuda yang sering kita dengar dan kita hadapi, terjadi karena ulah kita, kita orang tua kurang begitu bias memberikan contoh yang baik kepada mereka, kita tidak pandai menjadi suri tauladan yang baik bagi mereka. Mereka berbuat seperti itu sebab hanya di jalanan mereka sadar dengan cita-cita, sebab di rumah sudah tidak ada lagi yang bias dipercaya……, maka marilah kita pandang mereka sebagai manusia, Bila mereka bertanya mari kita jawab dengan CINTA.
Kepada saudara-saudara generasi muda, saya serukan ingatlah di tangan kalianlah masa depan dunia ini, kalian adalah pewaris sah dari dunia dan republic ini, bersiaplah untuk melanjutkan kewajiban untuk menjadi Khalifah di muka bumi ini. Karenanya, kepada kalian kami harapkan : janganlah kalian memilih hidup seperti nyanyian ombak, yang hanya berbunyi ketika menghempas karang. Tetapi jadilah seperti air bah, yang akan mengubah dunia dengan amal dan karyamu.
Ingatlah : learn once again the lesson of valour, truth and justice that you’ll be called upon to lead the nations in the word. Resapi kembali ajaran keberanian, kebenaran dan keadilan, karena kalian akan dipanggil kembali untuk memimpin bangsa2 di dunia.