Kajian Tasuf : Sangkan Paraning Dumadi
PURWA-MADYA-WASANANING JAGAT RAYA
PENGANTAR KAJIAN :
Bahwa kajian yang akan kita laksanakan ini bukan bersifat doktrin, artinya apa yang teruraikan sangat mungkin ada yang ternyata perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Memang, sampai tulisan ini diturunkan saya meyakini kebenaran yang ada dalam uraian ini. Namun, karena uraian ini hanyalah hasil sebuah perenungan setelah membaca beberapa buku khususnya BUKU-BUKU KARYA AGUS MUSTHOFA, maka boleh jadi kesimpulan yang kemudian tersajikan di sini ini benar-benar BENAR, tetapi boleh jadi juga ternyata SALAH.
Oleh karenanya dimohon kekritisan dari siapapun juga terhadap uraian ini, sehingga dengan demikian insya’allah kebenaran Agama kita bias terus terjaga.
Terimakasih.
TEMPAT TINGGAL MAKHLUK ALLAH
I
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau , maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(3:190-191)
Pada kalangan pemikir ketika mengapresiasi tentang alam raya (langit-bumi) paling kurang ada tiga pendapat yang berbeda.
Kelompok Pertama : Mereka berpendapat bahwa alam raya ini adanya tanpa awalan dan ada sejak jaman dulu kala dan alam raya ini tidak juga berkesudahan. Selamanya Alam Raya akan tetap ada.
Kelompok ini mengajukan teori yang disebut : closed universe. Menurut teori ini Alam semesta memiliki mekanisme tertutup, yang saling meniadakan dan saling mengisi secara otomatis. Dikatakan dalam teori ini jumlah energi di alam semsta ini = 0 (zero) , sehingga alam raya ini dalam keseimbangan selama-lamanya. Kalau di satu sisi (di alam raya) ini terjadi kehancuran, maka di sisi lain muncul yang mengimbangi sisi yang hancur tadi. Begini selamanya. Maka teori ini sama sekali tidak mengakui bahwa Alam Raya ini ada karena diadakan oleh Dzat Yang Maha Ada dan suatu saat akan ditiadakan oleh Dzat Yang Maha Meniadakan.
Kelompok kedua menganut Teori Open Universe. Mereka berpendapat bahwa dulunya alam raya ini tertata rapi. Lalu seiring dengan berjalannya sang waktu, kerusakan terus terjadi di sana-sini, yang pada akhirnya alam raya akan rusak dan hancur, punah menjadi tiada.
Untuk menguatkan teorinya, penganut faham ini memberikan contoh berupa barang-barang di sekitar kita juga termasuk tubuh kita juga. Barang-barang yang dulunya baik dan utuh, lama kelamaan mengalami ke-aus-an atau kerusakan yang pada akhirnya lenyap, tubuh manusia mulanya kuat tetapi lama-kelamaan menua dan akhirnya mati dan hancur juga.
Kelompok kedua ini juga menengarai bahwa semakin hari ketidak teraturan sistem alam raya ini semakin meningkat dan ketika sampai puncaknya hancurlah alam semesta ini.
Kelompok ketiga, punya teori yang diyakini akan kebenarannya ialah : Alam Semesta ini dulunya tidak ada. Lalu terjadi proses penciptaan awal. Dan terus berkembang seperti yang sekarang ini. Dan entah nanti waktunya suatu ketika alam semesta ini akan kembali tidak ada lagi (lenyap).
Teori kelompok ketiga ini terus berkembang dan kian mendapat dukungan dari kaum ilmuwan juga kaum agamawan, yang pada gilirannya melahirkan teori penciptaan alam semesta yang sangat terkenal, ialah teori BIG BANG. Yang artinya LEDAKAN BESAR . Pengajuan teori Big Bang didasarkan pada kenyataan alam raya yang sekarang ini terus dan sedang berkembang, tidak diam. Pengembangan alam semesta saat ini masih tetap seperti yang dulu yaitu ditandai dengan adanya ledakan-ledakan besar, sebagaimana yang ddisaaksikan oleh para ilmuwan melalui teleskop Hubble yang diluncurkan oleh NASA pada tahun 1990. Dan yang lebih luar biasa lagi, hasil pemotretan ledakan itu tergambar dengan jelas sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur’an Suci :
“Maka apabila langit telah terbelah
menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?”
(55:37-38).
Data yang tercatat dari teleskop yang sangat canggih itu mengkhabarkan bahwa semua benda langit terus bergerak saling menjauhi dan itu terjadi secara merata di seluruh penjuru langit.
Maka timbullah pertanyaan, kalau alam semsta ini terus berkembang, berarti dulunya alam semesta ini lebih kecil dan kalau dirunut ke belakang semakin lebih kecil lagi ?.
Para Pakar pendukung Teori ini memberikan kesimpulan bahwa : dulunya seluruh material di alam semesta ini berada dalam satu tempat yang sama, sebuah titik yang berukuran hampir tiada. Padahal material yang besarnya tak terhingga juga energi yang besar tak terkira menempati satu titik yang teramat kecil, akhirnya meledak dengan kekuatan yang luar biasa dahsyatnya, sehingga segala material cikal bakal alam semesta terhambur menempati segala penjuru langit. Itulah hari pertama penciptaan alam semesta.
Kejadian ini diperkirakan oleh para pakar astronomi terjadi lebih kurang 12.000.000.000 tahun yang lampau. Dalam kurun waktu 12 milyaard tahun itu alam semesta mengalami pendinginan secara berangsur-angsur . Dalam masa itu tercipta benda-benda langit secara bertahap, seperti Nebula, galaksi, matahari, planet dan satelit. Akibat ledakan itu seluruh alam semesta kini mengembang laksana sebuah balon karet yang ditiup .
Dan hal ini juga banyak yang mengingkari dan mendustakan, karena menurut mereka sejak dulu kala bumi dan langit sudah terpisah. Jadi mereka beranggapan kalau langit dan bumi pernah terpadu itu hanya bohong belaka.
Padahal
“Dan Apakah orang-orang Kafir tidak mengetahui,
bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian KAMI pisahkan antara keduanya.
Dan dari Air kami jadikan segala sesuatu yang hidup ,
maka mengapakah merka tiada juga beriman?”
(21:30)
Ada beberapa tahapan proses penciptaan alam semesta ini, ialah :
Tahapan Pertama .
Ketika Alam semesta masih berupa bahan (cikal-bakal) yang menurut bahasanya kaum ilmuwan disebut Sop Kosmos. Pada tahapan ini keadaan sop kosmos dalam kondisi sangat labil disebabkan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Dzat yang ada pada sop kosmos itu tidak dapat didifinisikan sesuai dengan ragam dzat yang ada pada saat sekarang. Bukan zat padat, bukan zat cair juga bukan zat gas. Semacam kumpulan energi yang sangat ekstrim. Sebab segala material dan energi dikompres dalam satu titik ini yang berukuran hampir nol, di mana ruang dan waktu juga berada di dalamnya . Ya, ketika itu waktu belum bergerak dan ruang belum tercipta . Semuanya terdapat dalam cikal-bakal alam semesta dalam ukuran hampir tiada.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa cikal bakal itu sebenarnya adalah sebuah ketiadaan . Alam Semesta ini muncul dari Tidak Ada menjadi Ada, melalui sebuah ledakan yang maha dahsyat. Sebelumnya ruang tidak ada, waktu juga tidak ada. Demikian pula material dan energi juga tidak ada. Yang ada hanyalah ketiadaan mutlak. Lalu diadakan oleh Dzat Yang Maha Ada. Melalui Sunnah-Nya berupa tahapan-tahapan yang berlaku dalam proses penciptaan. Jadfi pada mulanya tiada sesuatu apapun juga tiada sifat dan tiada pula dzat, kecuali Dia Yang Maha Ada. Kemudian Dia-lah yang menjadikan segala yang ada ini menjadi ada. Betapa Maha Besar-Nya Dia, Dia-lah Allah Dzat Yang Maha Besar, yang tan kena kinaya apa. Dan saat-saat sebelum adanya sop kosmos akal manusia tak akan mampu menganalisa, otak manusia tak kuasa membayangkannya. Karena yang ada baru Yang Maha Qadim. Dialah Allah SWT tiada Tuhan melainkan Dia, Dialah Yang Maha Esa tiada satupun yang menyamaiNya.
Inilah Tahapan Pertama sangkan-paraning dumadi tentang purwaning jagat raya, alam semesta. Yang dicipta oleh Dzat Yang Maha Ada dalam hitungan 6 masa :
Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
(11 :7)
Tahap Kedua
Tahap ke-2 adalah tahap sesaat setelah ledakan besar tejadi, Pada detik pertama suhu alam semesta turun (mendingin) dari tak terhingga menjadi lebih kurang 10 pangkat sepuluh derajat Kelvin atau setingkat dengan nsuhu di pusat matahari.. Seratus detik kemudian, suhu kembali turun diperkirakan 1.000.000.000 derajat Celcius, sama dengan suhu bintang yang paling panas . Beberapa jam kemudian ,mulailah terbentuk partikel-partikel elementer pembentuk alam semesta. Dari sini mulai tercipta atom-atom yang bermassa rendah seperti Hidrogen dan Helium.
Tahap Ketiga
Dalam waktu jutaan tahun Alam semesta tidak terlalu mengalami perubahan yang berarti. Hanya pengembangan yang terus menerus berjalan menuju ke segala arah. Puluhan jenis unsur alam semesta mulai terbentuk . Ruang Alam semesta semakin membesar. Waktupun ikut bergerak maju.
Tahapan Keempat :
Dalam waktu miliaran Tahun, akibat pengelompokan atom-atom dan molekul yang bersenyawa terbentuklah benda-benda langit. Pada pembentukan awal-awal, terciptalah bintang-bintang atau gugusan bintang, dari material yang memang ada hanya di waktu itu, ialah Hidrogen dan Helium.
Hidrogen dan Helium ini masih tersisa di dalam Matahari maupun bintang-bintang di Alam Semesta. Dan setiap saat terjadi perubahan secara kontinyu 4 atom hydrogen menjadi satu Helium sehingga menghasilkan panas jutaan derajat. Dan panas itulah yang “menghidupi” planet-planet yang mengorbit di sekitar Matahari, termasuk di dalamnya Bumi yang kita tempati ini.
Tanpa Matahari, planet Bumi tidak akan mampu memunculkan kehidupan. Jika suatu ketika Matahari padam, maka Bumi juga akan ikut ‘mati’. Dan memang, suatu saat nanti dalam waktu ratusan juta tahun yang akan datang Matahari akan padam, yaitu ketika atom hydrogen (yang merupakan bahan bakar Matahari) habis terbakar dan tinggal atom Helium, maka tiada lagi yang akan dibakar dan dengan sendirinya seperti generator listrik LTD yang habis solarnya.
Menurut teori ini, Matahari kita ini terbentuk lebih kurang 5.000.000.000 tahun yang lalu. Dia, termasuk kelompok Matahari generasi kedua, karena diketahui di dalamnya mengandung gas-gas yang memiliki massa lebih besar daripada Hidrogen dan Helium, lebih kurang 2 prosen massa Matahari ternyata mengandung Oksigen dan Karbon.
Tahapan Kelima :
Adalah tahapan pemciptaan planet-planet, termasuk planet Bumi kita ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa Matahari dulunya adalah gas panas (nebula) yang berpusar . Di tengah pusarannya terbentuk Matahari. Sedangkan di pinggirannya terjadi pendinginan local yang lebih cepat daripada pusatnya. Akibat dari pendinginan ini terbentuklah padatan-padatan yang kemudian terpental akibat gaya putar (sentrifugal), dan inilah cikal bakal planet-planet, termasuk planet Bumi. Kejadian ini terjadi lebih kurang 5.000.000.000 tahun yang lalu. Jadi Bumi ini sudah tua sekali umurnya.
Alam Semesta sendiri berumur lebih tua lagi, diperkirakan mulai penciptan 12.000.000.000 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang, proses penciptaan ini belum berhenti. Setiap saat muncul planet-planet baru, setiap saat ada Matahari yang padam, setiap saat muncul Matahari yang baru., galaksi yang baru dst. Jumlah benda-benda langit hampir tak terhingga (memang tak terhingga menurut ukuran akal dan kekuatan manusia) . Di Alam semesta ini yang telah berhasil diamati oeh para ahli ada lebih dari 10 pangkat 80 partikel yang ada.
Dalam waktu yang bersamaan Alam Semesta juga terus berkembang. Sebagaimana hasil penelitian dan pengamatan para Peneliti lewat Teleskop Hubble. Dan diperkirakan perkembangan ini akan berhenti setelah mencapai 15.000.000.000 tahun dari ledakan pertama.. Jadi kalau dihitung dari sekarang, pengembangan Alam Semesta ini baru berhenti lebih kurang 3.000.000.000 tahun lagi. Dan mulai saat itu Alam Akherat akan dimulai sampai lebih kurang 15.000.000.000 tahun lagi.
Tahap Keenam :
Tahap penciptaan Makhluk Hidup sebagai Penghuni Bumi , hingga Drama Kehidupan Yang
MAKHLUK-MAKHLUK SESUDAH ALAM SEMESTA TERCIPTA
Besar dan luasnya Alam Semesta yang luar biasa ini, siapa yang menempati? Hanya manusia saja ? Tentu tidak. Ada makhluk lain selain manusia, tiga makhluk berakal dan tiga makhluk tidak berakal. Jadi ada enam jenis makhluk sebagai penghuni Alam Raya ini. Enam jenis itu ialah :
Pertama : Malaikat
Malaikat, dia makhluk berakal yang paling awal diciptakan oleh Allah dengan tugas sebagai ‘Pembantu ‘ Allah dalam mengurus Alam Semesta ciptaan-Nya. Meski demikian jangan lantas diartikan kalau Allah kewalahan sehingga perlu mengangkat pembantu yang bernama Malaikat ini. Allah sama sekali tidak akan pernah kewalahan, Maha Suci Allah dari hal semacam itu. Kalau Allah selalu dalam kesibukan dalam mengurus Alam semesta ini, memang ya, tetapi kesibukan-Nya tentu sangat berbeda dengan kesibukan makhluk-Nya.. (55:29).
Pada hakikatnya, yang sibuk mengurus Alam Semesta hanya Allah semata. Adapun Malaikat itu adalah bagian dari mekanisme yang dicipta Allah dalam interaksi-Nya dengan makhluk – makhluk-Nya, khususnya makhluk yang bernama Manusia.Karena kalau komunikasi dengan manusia Allah tidak langsung bicara dengan manusia itu tetapi melalui Wahyu-Nya, atau dari balik tabir, atau dengan mengutus Malaikat. (42 : 51).
Badan Malaikat dicipta dengan bahan dasar Cahaya, lalau di dalamnya diberi Ruh oleh Allah, maka jadilah dia hidup dan mampu menjalankan tugas yang diembannya dengan sangat baik dan tidak pernah keliru. Karena badannya terbuat dari cahaya, maka dia memiliki keunggulan-keunggulan bila dibanding dengan makhluk yang lain, yang bahan bakunya selain cahaya, mialnya dari tanah atau dari api.Karena cahaya memiliki bobot yang super ringan, maka malaikat memiliki kecepatan gerak yang sangat tinggi. Kita bisa bayangkan, kecepatan cahaya adalah 300.000 Km per-detiknya.
Karena memiliki kecepatan yang sedemikian itu, maka malaikat memiliki waktu yang jauh sangat panjang bila dibanding dengan waktu makhluk lainnya, manusia misalnya. Mendasar kepada Rumus Relativitas waktunya Albert Einstein, dengan rumusnya E = MC2 ( E = MC Kwadrat), maka sangat wajar kalau waktu yang dimiliki malaikat jauh berbeda dengan waktu yang dimiliki manusia, karena malaikat memiliki kecepatan yang teramat jauh dari kecepatan manusia. Nanti akan kita diskusikan secara khusus yentang relatifitas waktu ini di waktu yang berbeda (kalau dikehendaki tentunya).. Bahkan satu hari waktunya Malaikat sama dengan 50.000 tahun waktunya manusia. (70:4).
Mengapa bisa demikian ? Menurut hasil penemuan para Ilmuwan terkini : makhluk yang memiliki kecepatan bergerak mendekati kecepatan cahaya , maka waktu akan bergerak lamban baginya.
Pada awal-awal kajian bersama saya, telah kita sepakati bersama bahwa Malaikat ini adalah jenis makhluk Allah yang tidak memiliki sifat untuk membangkang. Dengan kata lain Allah menghendaki tidak memberikan kebebasan memilih kepada Malaikat, tidak ada alternatif lain bagi malaikat kecuali total mengikuti kewajiban yang diberikan oleh Allah kepadanya, sesuai dengan job-job yang telah diterimanya. Ada Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu, ada yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia, ada yang bertugas mencabut nyawa dan lain-lain. Dan perlengkapan atau fasilitas sebaqgai penunjang tugas malaikat yang satu dengan yang lain tentu berbeda, sesuai dengan jenis tugas yang diembannya. (35:1).
Qur’an Suci tidak menginformasikan baahwa Malaikat itu berjenis kelamin, juga tidak mengkhabarkan tentang perkembang-biakan Malaikat, serta tidak memberikan ancar-ancar sampai seberapakah usia Malaikat.
Pada dasarnya dunia Malaikat berada di Langit Ketujuh dan berdimensi sembilan (Insya’allah akan kita bahas secara detail di kesempatan yang akan datang). Dia mampu menembus langit ke-enam- ke-lima, ke-empat,ke-tiga, ke-dua dan ke-satu.
Kedua Jin.
Makhluk berakal kedua adalah jenis Jin. Badan Jin diciptakan dari api yang sangat panas. (15:27). Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas . Dia memiliki kualitas dan energi yang jauh lebih rendah bila dibandang dengan Malaikat yang bahan-nya dari Cahaya. Masa Jenis Api(gelombang Panas) lebih berat dari pada MJ Cahaya, jadi Jin memiliki berat yang lebih besar dibanding Malaikat, maka jin lebih lamban dalam bergerak dan waktu yang dimiliki jin bergerak lebih cepat daripada waktu yang dimiliki Malaikat. Jin juga memiliki kelebihan seperti : bisa merambat kesegala macam jenis benda, juga bisa melentur menembus benda.
Makhluk jenis ini menempati dunianya yang berada di langit kedua dan berdimensi empat. Kalau Malaikat di Langit ketujuh, maka Malaikat mampu dengan mudah menjelajahi dunia-nya Jin, sebaliknya Jin tidak mampu menjelajahi dunianya Malaikat. Meskipun sebagian Jin ada yang berusaha dengan Ip-Tek mereka untuk bisa mendekati dunia Malaikat untuk mecari dan mencuri dengar informasi dunia malaikat. (37:10).
Kalau Malaikat didesain oleh Allah sebagai Makhluk Penurut (tiada pilihan lain kecuali menurut), Jin diberi kemerdekaan untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik. (Tetapi tidak diberi kemerdekaan untuk memilih tidak memilih). Dalam bahasa lain : Makhluk Jenis Jin ini ada yang baik ada yang jahat, ada yang kafir ada yang tha’at. Sedangkan Jin yang jahat disebut Syetan, mirip dengan manusia yang jahat juga disebut syetan (114:6).
Jenis (Bangsa) Jin lebih muda dari Bangsa Malaikat, tetapi lebih tua dari Bangsa Manusia. Ada berbagai hadits (ahad) dari kalangan kaum sufie syiah mengkhabarkan bahwa selisih penciptaan Jin dan Manusia itu ada lebih kurang 5.000 tahun. Yang pasti Bangsa Jin itu sudah ada lebih dulu dari Bangsa Manusia. Dan sangat wajar bila Peradaban dan Ilmu Pengetahuan yang berkembang di dunia Jin sudah jauh lebih maju dari Ip-Tek dan Peradaban di Dunia Manusia.
Karena merasa lebih dulu ada (lebih senior) dan mnemiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki Bangsa Manusia, maka pada waktu Adam dilantik sebagai Khalifah di muka Bumi, Bangsa Jin yang dimotori Iblis menentang pengangkatan Khalifah ini. Iblis selalu berusaha agar kewibawaan Sang Khalifah bisa dijatuhkan. Mungkin di benak para Jin Pembangkang ini merasa kenapa tidak dari mereka yang di angkat menjadi Khalifah. Karena mereka merasa mampu menembus dan menjelajahi dunia dan langit Bangsa Manusia, sedangkan manusia tidak mampu menembus dan menjelajahi dunia mereka, mereka mampu melihat manusia dan manusia tidak bisa melihat mereka. Tetapi Allah sungguh Maha Mengetahui sehingga menetapkan Bangsa Manusia yang diberi kepercayaan untuk menjadi Khalifah. Buntutnya, Iblis mengajak sebagian habitatnya untuk berjuang melawan Allah dan berusaha agar Bangsa manusia bisa dikuasai dan diarahkan menuju kehancuran.
Oleh karenanya, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, mengingatkan agar kita senantiasa menjadi hamba-hambaNya yang Ikhlash dalam mengabdi kepada-Nya. Karena segala reka-yasa dan usaha Jin Pengikut Iblis tidak akan mempan menyesatkan hamba-hambaNya yang Mukhlish. (15:39 - 40).
Dan kecemburuan sebagian Bangsa Jin semakin menjadi-jadi ketika pasca pengangkatan Rasul Pertama Adam AS, Rasul-Rasul berikutnya juga diangkat oleh Allah dari kalangan Bangsa Manusia, dan tidak ada satupun dari Bangsa Jin yang diangkat menjadi Rasul. Bahkan kalau mereka ingin menjadi Jin yang benar mereka mesti belajar kepada Bangsa Manusia (tentu saja dengan cara mereka), sebagaimana yang mereka lakukan ketika mereka berdesakan untuk bisa melihat sekaligus meniru cara-cara ibadah yang benar yang dilakukan oleh Nabi Suci saw. (72 : 19}.
Intinya, meski diberi kebebasan untuk memilih sesungguhnya tugas Jin dan Manusia itu sama, yaitu agar mengabdi kepada Allah SWT. (51:56). Tetapi kalau mereka memilih tidak mau menjalankan tugas pengabdian, resikonya jelas kelak akan menjadi penghuni Neraka Jahanam (15 : 43).
Ketiga Manusia.
Manusia makhluk berakal termuda, Badannya terbuat dari unsur Tanah. Kalau Malaikat dan Jin badan mereka bersifat Energial karena terbuat dari bahan gelombang electromagnetic (yang satu cahaya dan yang satu api/gelombang panas), badan manusia bersifat material, karena terbuat dari bahan bio-kimiawi (sari pati tanah). Oleh karenanya MJ manusia paling berat bila dibanding dengan MJ Jin dan Malaikat. Dan dengan sendirinya, waktu yang dimiliki manusia sangat berbeda jauh dengan waktu yang dimiliki Malaikat dan berbeda dengan waktu yang dimiliki Jin. Karena Manusia memiliki gerakan yang paling lamban bila dibanding dengan keduanya (malaikat dan jin). Dan Bangsa Manusia menempati Langit terendah yaitu di langit pertama dengan dimensi tiga.
Di langit pertama inilah Bangsa Manusia hidup, di permukaan Planet Bumi. Langit pertama ini biasa disebut Langit Dunia, Langit yang berhiaskan bintang-bintang (37:6).
Padahal, Allah menciptakan Langit itu ada tujuh demikian juga halnya dengan Bumi (65:12), kalau langit kita itu langit pertama lalu di mana langit kedua yang konon ditempati Bangsa Jin berada? Lalu langit ketiga, keempat, kelima dan keenam di mana dan siapa yang menempati? Juga Langit ketujuh yang diteempati sebagai dunianya Bangsa Malaikat ?. Insya’allah akan kita bahas dan kita kaji bersama di lain kesempatan, karena untuk mengkaji masalah itu memerlukan waktu yang cukup lama, juga bisa mengaburkan bahasan yang sedang kita bicarakan.
Keempat dan Kelima : Binatang dan Tumbuhan.
Tumbuhan dan Binatang adalah jenis Makhluk Allah yang tidak berakal, mereka tidak dibebani kewajiban sebagaimana yang dibebankan kepada Manusia atau Jin. Pun demikian jangan dikira mereka tidak beribadah, mereka beribadah dengan cara mereka (24:41).
Keberadaan kedua bangsa makhluk ini bahannya sama dengan bahan manusia, yaitu bio-kimiawi yang berasal dari tanah. Maka merekapun dunianya juga sama dengan dunia manusia, yaitu di langit pertama. Dan memang keberadaan kedua bangsa makhluk ini adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai penunjang kehidupan dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.
Tumbuhan dan Binatang, diciptakan lebih tua daripada bangsa Manusia dan Bangsa Jin. Keduanya merupakan Perintis Kemakmuran Bumi. Tumbuhan diadakan untuk membangun pembentukan mekanisme oksigen yang menjadi syarat terbentuknya kehidupan manusia. Tumbuhan menyerap CO2 dari udara dan berbagai zat dari tanah , untuk kemudian menghasilkan Oksigen , sebagai hasil fotosintetis.
Setelah keberadaan Tumbuhan sudah menghasilkan oksigen sehingga di atmosfir sudah banyak oksigen yang cukup untuk menunjang kehidupan , maka Allah memulai menciptakan Binatang. Berbagai jenis tumbuhan dan berbagai macam Binantang diciptakan secara simultan , dengan dimulai dari perairan (21:30, 24:45).
Dari perairan itu lantas Allah memindahkan kehidupan menuju daratan . Maka muncullah berbagai binatang darat. Ada Bangsa Reptilia yang melata (berjalan dengan perut), ada jenis Unggas yang berjalan dengan kedua kakinya, ada jenis mamalia yang berjalan dengan kaki empat dsb-dsb.
Permulaan kehidupan tersebut, diperkirakan terjadi 3,5 milyard tahun yang lalu. Sedang Bumi sendiri baaru berusia 5 milyard tahun. Jadi persiapan bumi untuk menampung makhluk hidup material itu dibutuihkan waktu milyaran tahun. Dimulai ketika masih sangat panas bagian dari Nebula yang berpusar , berangsur-angsur dan sistematik mendingin dan akhirnya siap untuk menampung makhluk hidup. Meskipun dalam hitungan waktu bumi terjadi milyaran tahun, namun Allah menyebutnya hanya dalam waktu dua hari saja. {41:9) .
Dan setelah fasilitas kehidupan di bumi tercukupi maka Allah menciptakan Ras Manusia Modern (manusia yang sudah mampu menggunakan akalnya dan mampu diamanati Agama) diperkirakan 50.000 tahun yang lalu. Di zaman itulah Adam diciptakan, sebagai generasi pertama Manusia Modern. Manusia modern ini jauh berbeda dengan Manusia Purba walaupun bentuk phisiknya sama, tetapi kalau Manusia Purba (menurut Bahasanya malaikat) hanya mampu menumpahkan darah di muka bumi, tetapi kalau manusia modern sudah bisa memberi nama-nama benda, membedakan jenis dan kegunaan berbagai macam benda di sekitarnya dan sudah mengenal Allah sebagai Tuhannya. (2:30,31,32,33).
Keenam : Benda Mati.
Untuk menunjang agar manusia bisa hidup dan nyaman dalam menjalani kehidupan, Allah telah menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan manusia. Mulai dari sandang, pangan (berasal dari tumbuhan dan hewan) dan sebagainya. Semua benda-benda diciptakan oleh Allah untuk keperluan manusia, manusia tidak perlu membuat sendiri benda-benda yang diperlukannya. Tinggal mengambil saja Atau manusia tinggal mencari dan memproses sesuai dengan kebutuhannya. (11:6).
Allah meletakkan dasar keseimbangan di dalam segala ciptaan-Nya. Selama manusia mengelola anugerah Allah itu dengan keseimbangan, maka kebutuhan manusia akan tercukupi sampai kapanpun. Tetapi jika cara mengelolanya dengan serampangan dan disemangati nafsu keserakahan , maka anugerah-anugerah itu akan cepat punah dan kerusakan melanda bumi di mana-mana di lautan maupun di daratan (30:41).
Bahkan kalau dalam mengelola anugerah Allah itu manusia hanya mengikuti suara hawa nafsunya, akan bisa membinasakan semua yang ada di bawah langit dan di muka bumi ini. (23:71).
(Bersambung)